TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, di antara komoditas strategis, rantai distribusi cabai merah menjadi yang terpanjang dibanding komoditas lain, seperti beras dan bawang merah. “Rantai perdagangan ini yang bisa menyebabkan perbedaan harga di produsen dan pembeli cukup besar,” katanya saat memberi keterangan pers di kantor BPS, Jakarta, Senin, 1 Februari 2016.
Suryamin mengatakan margin perdagangan dan pengangkutan (MPP) cabai merah sebesar 25,33. Margin cabai merah tersebut lebih besar dibanding margin beras, yang MPP-nya 10,42, sedangkan margin bawang merah 22,61, jagung pipilan 31,90, dan daging ayam ras 11,63, yang merupakan lima komoditas strategis.
Margin perdagangan dan pengangkutan, kata Suryamin, menggambarkan besarnya keuntungan yang diambil pedagang yang mengikutsertakan biaya pengangkatan barang. “Komoditas cabai merah ini terpanjang, dari petani ke pengumpul sampai ke rumah tangga,” katanya.
Berbeda dengan pola distribusi bawang merah, kata Suryamin, yang memiliki pola distribusi terpendek. “Yang terpendek bawang merah. Dari agen langsung ke pengecer sehingga margin tidak banyak. Kalau margin banyak, beban ada di konsumen akhir,” tuturnya.
BPS, kata Suryamin, memberi masukan kepada pemerintah untuk memotong rantai perdagangan komoditas yang terlalu panjang. Menurut dia, rantai perdagangan dapat menyebabkan perbedaan harga di produsen dan pembeli cukup besar.
“Pemerintah sedang berupaya memotong rantai komoditas itu,” katanya. “Akan lebih baik kalau bisa langsung kepada pembeli untuk kegiatan produktif lain,” ucapnya.
Berdasarkan data BPS, distribusi perdagangan beras, cabai merah, bawang merah, jagung pipilan, dan daging ayam ras dari produsen sampai konsumen akhir melibatkan dua-sembilan lembaga usaha perdagangan. “Alur distribusi terpanjang cabai merah, bawang merah, dan jagung pipilan di Jawa Tengah,” katanya.
ARKHELAUS W