TEMPO.CO, Yogyakarta - Bisnis usaha kecil dan menengah secara online tumbuh 10 kali lipat dalam dua tahun terakhir di Yogyakarta. Konsultan Pusat Layanan Usaha Terpadu Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Wahyu Tri Atmojo mengatakan setidaknya 1000 lebih pelaku UKM yang menjalankan bisnis online di Yogyakarta.
Pertumbuhan bisnis online UKM ini dihitung sejak tahun 2014. Mereka terdiri dari mahasiswa, sarjana muda, dan ibu-ibu. Pelaku UKM kerap mendatangi Pusat Layanan Usaha Terpadu UMKM untuk berkonsultasi ihwal bagaimana menjalankan bisnis online yang baik.
“Sebanyak 70 persen pelaku bisnis online merupakan kalangan muda,” kata Wahyu di sela acara workshop UKM di kantor Pusat Layanan Usaha Terpadu UMKM Yogyakarta, Kamis, 28 Januari 2016.
Sejumlah pelaku UKM ada yang datang untuk mencari tahu bagaimana membuat bisnis onlinenya banyak dikunjungi orang. Ada juga yang bertanya bagaimana membuat tampilan produk yang menarik secara online. Pusat Layanan Usaha Terpadu UMKM, kata Wahyu, mendampingi 800 UMKM. Sebanyak 60 persen dari 600 UMKM berskala mikro, sisanya berskala kecil dan menengah.
Dia mengatakan sebagian pelaku UKM memanfaatkan electronic commerce atau bisnis jual beli online untuk memasarkan beraneka produk. Di antaranya kerajinan, baju, batik, tas rajut, kerajinan miniatur musik, kerajinan miniatur khas Yogyakarta, dan kuliner.
Marketing Executive Ukmmarket, Maria Mira mengatakan terdapat 700 dari 1,7 juta pelaku UKM yang menjalankan bisnis online. Mereka ada yang sudah mapan maupun menjalankan bisnis secara temporer. Ukmmarket adalah electronic commerce yang dibentuk oleh sejumlah anggota Kamar Dagang dan Industri pusat. Mereka menargetkan 1 juta UKM bisa menjalankan bisnis secara online supaya naik kelas. “Dalam beberapa tahun terakhir jumlah UKM yang memanfaatkan bisnis online naik 60 persen,” kata Maria.
Pelaku UKM yang menjalankan bisnis online merupakan kalangan muda dan orang-orang yang memasuki masa usia pensiun. Produk yang mereka jual yakni tas, sandang, dan kuliner khas daerah. Lebih dari 50 persen pelaku UKM online merupakan kalangan muda yang inovatif. Mereka secara kreatif memanfaatkan media sosial, seperti instagram. Bisnis online cukup menggiurkan. Bagi pelaku UKM yang sudah mapan menjalankan bisnis ini menurut Maria rata-rata meraup omzet Rp 5-10 juta per hari.
Maria menyatakan belum semua pelaku UKM memanfatkan internet bagi perkembangan bisnisnya secara maksimal. Menjalankan bisnis secara online tidak hanya menyangkut penguasaan teknologi. Ada banyak hal yang dapat dilakukan pelaku usaha lewat Internet, yakni untuk keperluan promosi, berpikir kreatif, dan memberikan penjelasan tentang produk dengan baik.
Nur Hidayah Erna, salah satu pelaku UKM Yogyakarta mengatakan, bisnis online menguntungkan karena lebih praktis. Ia hanya perlu menjaga kepercayaan dengan pelanggan produk batik yang ia jual. Pelanggan batik berasal dari banyak wilayah, di antaranya Jakarta, Kalimantan dan Sumatera. “Setiap bulan omzet saya rata-rata Rp 10 juta,” kata Nur.
SHINTA MAHARANI