TEMPO.CO, Jakarta – Sebanyak 1 ton kue keranjang akan diarak kemudian dibagikan kepada warga saat karnaval budaya Grebeg Sudiro yang digelar 31 Januari 2016 untuk menyambut Tahun Baru Imlek 2567 di Solo.
"Setelah dikirab, kue keranjang dibagi-bagikan kepada masyarakat yang menyaksikan kirab budaya tersebut," ucap Ketua Panitia Grebeg Sudiro 2016 Debora Septi Ana, Senin, 25 Januari 2016.
Ia mengatakan, dalam acara tahunan yang akan digelar kesembilan kalinya tersebut, panitia menyiapkan dua jodang atau gunungan kue keranjang untuk dikirab.
"Ya, gunungannya yang satu bentuknya bangunan Pasar Gede, sedangkan yang satunya lagi berbentuk Klenteng Tien Kok Sie," ujarnya.
Menurut dia, kue keranjang untuk dua gunungan itu sekarang masih dibuat dan ditargetkan selesai sepekan sebelum Grebeg Sudiro.
Kirab gunungan kue keranjang, tutur dia, rencananya dimulai pukul 13.00 WIB dengan rute Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Mayor Sunaryo, Jalan Kapten Mulyadi, perempatan Ketandan, Jalan R.E. Martadinata, Jalan Cut Nyak Dien, Jalan Juanda, perempatan Warung Pelem, Jalan Urip Sumoharjo, dan kembali ke Pasar Gede.
"Sebelum dikirab, jodang kue keranjang akan didoakan di Klenteng Tien Kok Sie. Dan setelah dikirab, kue akan langsung dibagikan kepada masyarakat," katanya.
Selama Grebeg Sudiro juga akan ada umbul mantram atau pembacaan doa serta pagelaran wayang kulit di Bok Teko (Balong) dan Kelurahan Sudiroprajan pada 28 Januari 2016.
Selain itu, akan ada bazar potensi dan wisata perahu hias di sepanjang Kali Pepe.
"Selain bisa melihat-lihat potensi yang dimiliki Kelurahan Sudiroprajan, pengunjung bisa menyusuri Kali Pepe dengan naik perahu hias. Per orangnya cukup membayar Rp 10 ribu," ucapnya.
Lurah Sudiroprajan Dalima mempersiapkan wisata air Kali Pepe, dan masyarakat sekitar sungai sudah sepakat menjaga kebersihan sungai selama acara berlangsung.
"Kita sudah mengupayakan kebersihan Kali Pepe dengan mengadakan kerja bakti. Selain itu, Pemkot Surakarta sudah menerjunkan Dinas Pekerjaan Umum untuk membersihkan sedimentasi sungai," ujarnya.
"Untuk menjaga debit air, kami buat tanggul dari karung pasir. Ke depan rencananya akan dibuatkan pintu air di ujung Kali Pepe, sehingga lebih mempermudah panitia mengatur debit air," tuturnya.
ANTARA