TEMPO.CO, Jakarta - Melonjaknya harga daging sapi di DKI Jakarta hingga Rp 140 ribu per kilogram mendorong pemerintah daerah turun tangan dengan melakukan operasi pasar. "Harga daging akan kami koreksi," ujar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat ditemui di Griya Gus Dur, Ahad, 24 Januari 2016.
Basuki, yang akrab disapa Ahok, mengatakan salah satu penyebab naiknya harga daging ini adalah PD Dharmajaya—badan usaha milik daerah—tidak memperoleh Penyertaan Modal Negara tahun ini. Perusahaan pelat merah itu bergerak di salah satu lini logistik utama, yaitu daging sapi.
Menurut Ahok, sangat mungkin meminta Dharmajaya mendorong penurunan harga daging sapi. “Sebenarnya sudah siap, hanya kurang dana untuk mengeksekusinya,” tuturnya. "Kita punya rumah pemotongan hewan, NTT sudah stok sapi, punya kapal dari Kementerian Perhubungan, yang penting ada duit.”
Untuk menutupi kebutuhan dana tersebut, kata Ahok, pemerintah DKI terpaksa mencari pinjaman dari bank. "Makanya saya sudah mengecek kapal sapinya. Dharmajaya harus masuk beli, langsung kami kirim," ucapnya.
Pemerintah DKI secara khusus telah meneken kerja sama dengan pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT), akhir tahun lalu, untuk penyediaan pasokan sapi PD Dharmajaya. Kerja sama itu diteken guna menjaga stabilitas pasokan daging sapi di Ibu Kota serta membantu mensejahterakan peternak sapi di NTT.
Pemerintah DKI pun sebelumnya telah memberikan bantuan dana yang digunakan untuk pembibitan sapi sampai proses distribusi. Perawatan dan pemeliharaannya dilakukan langsung oleh peternak di NTT. Adapun pembagian keuntungan dari kerja sama ini disepakati menggunakan mekanisme bagi hasil.
Sejak kemarin, Ahok menuturkan pihaknya sedang kelimpungan mencari cara untuk memenuhi kebutuhan suplai daging PD Dharmajaya. "Sekarang Dharmajaya masih bisa jual Rp 75-95 ribu per kilogram, tapi stok kita terbatas," katanya.
GHOIDA RAHMAH