TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN menargetkan persentase fuel mix tahun 2016 turun. Menurut Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Djoko Abumanan, pada 2013, penggunaan BBM sebesar 11,2 juta kiloliter. Tahun 2015, penggunaan BBM turun 4,6 juta kiloliter. "Kami pasang target 3,6 juta kilo liter di 2016," kata Djoko di Jakarta, Minggu, 17 Januari 2016.
Menurut Djoko, saat ini PLN tengah berusaha mengurangi penggunaan bahan bakar minyak. Beberapa energi alternatif juga sudah dikembangkan. Misalnya, di beberapa wilayah sudah dikembangkan pembangkit listrik non-BBM yang menggunakan tenaga air, panas bumi, dan gas.
Untuk energi alternatif, menurut Djoko, yang paling banyak di Indonesia adalah yang berbahan bakar air dan panas bumi. Penggunaan energi alternatif ini bisa banyak pilihannya. Persentase keduanya 5 persen dibanding energi lain. "Misalnya, untuk geotermal adanya di Kamojang, ya kami pakai itu. Kami lihat potensinya di mana."
Selain memakai energi alternatif, PLN akan menggunakan kapal listrik yang berbahan bakar gas dan heavy fuel oil. Menurut Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN Amir Rosidin, dari sisi BBM, PLN menargetkan menurunkan fuel mix setiap tahun.
Caranya, membangun pembangkit listrik tenaga gas dan batu bara. Hal itu, menurut dia, dapat menurunkan fuel mix dari BBM. Menurut Amir, saat ini komposisi fuel mix BBM sebesar 8,11 persen. Jumlah ini menurun dibanding tahun sebelumnya. "Porsi energi yang dibangkitkan dari BBM turun terus. Sebelumnya di atas 10 persen."
MAWARDAH NUR HANIFIYANI