TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong menargetkan peningkatan ekspor non migas sampai 9 persen tahun ini. "Untuk 2016 target resmi kita 9 persen, untuk empat tahun ke depan rata-rata 11,5 persen untuk ekspor non migas," ujanya pada wartawan di kantornya, Senin 18 Januari 2016.
Meski memasang target tinggi, Lembong tetap realistis melihat kondisi ekonomi global yang belum sepenuhnya pulih. Cina yang merupakan salah satu tujuan ekspor utama Indonesia masih mengalami kontraksi.
Selain itu, ia juga melihat kinerja ekspor Indonesia yang tahun lalu merosot 14,62 persen dari US$ 175,98 miliar pada 2014 menjadi US$ 150,25 pada 2015. Begitu juga ekspor non migas turun 9,77 persen dari US$ 145,96 miliar pada 2014 menjadi US$ 131,7 miliar pada 2014.
"Secara pribadi, saya sudah akan senang kalau tren perdagangan stabil saja. Tahun lalu kontraksi ekspor kita 14 persen, jadi kalau tahun ini tidak ada kontraksi saja itu sudah suatu perbaikan yang besar," katanya.
Kementerian Perdagangan telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menggenjot ekspor atau setidaknya stabil. Pertama, deregulasi dan debirokratisasi untuk mempermudah ekspor akan terus dilanjutkan. Tujuannya agar para pelaku usaha, terutama usaha kecil dan menengah (UKM), bisa mengurus perizinan ekspor dengan mudah.
Langkah kedua, menurut Lembong, pemerintah juga berupaya membuka lebar pasar ekspor di luar negeri melalui sejumlah perjanjian dagang, baik bilateral maupun multilateral. "Saya mengharapkan kemajuan yang cukup baik dalam upaya kita untuk membuka pasar ekspor di luar negeri dengan trade agreement, ini berarti kita bisa lebih menjangkau pasar karena simplifikasi aturan seperti kepabeanan dan sebagainya."
PINGIT ARIA