TEMPO.CO, Majalengka - Presiden Joko Widodo menargetkan pembangunan bandara Kertajati harus selesai tahun depan. Dia tidak ingin pembangunan bandara Kertajati semakin lama. "Sudah enam tahun. Tambah dua tahun jadi delapan tahun, jangan lama-lama," kata dia di bandara Kertajati, Kamis, 14 Januari 2016.
Dia menuturkan tahun lalu kontruksi pembangunan runway menghabiskan Rp 375 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Saat ini kontruksi runway, terminal dan infrastruktur lain memerlukan Rp 2,5 triliun. Pemerintah provinsi Jawa Barat telah menyiapkan Rp 500 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Jokowi ingin sisa kebutuhan dana tersebut diambil dari APBN. "Tadi sudah saya tawarkan ke Angkasa Pura, kemudian kami putuskan diambil alih oleh Menteri Perhubungan, APBN, karena saya berikan target tahun depan harus selesai," kata dia. Mendatang, bandara Kertajati mempunyai dua runway dan menjadi lebih panjang yakni 3.000 meter dari kondisi saat ini 2.500 meter dengan lebar 60 meter.
Jokowi mengaku bersyukur pembebasan lahan tahap pertama seluas 1.000 hektar sudah selesai. Sisa pembebasan lahan, 800 hektar, akan menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi. "Karena rencana awal BUMD mau gabung dengan Angkasa Pura tapi nanti enggak rampung-rampung malah mundar-mundur. Mundar enggak apa-apa, kalau mundur kelamaan ya sudah, tadi pagi sudah diputus diambil alih oleh menteri perhubungan," tuturnya.
Jokowi ingin pembangunan Bandara Kertajati bermanfaat semua pihak, yakni warga Jawa Barat secara keseluruhan maupun warga sekitar bandara. Pembangunan bandara ini memperkuat konektivitas karena akan tersambung dengan kereta api. Tak hanya itu akan ada pelabuhan baru yang terhubung dengan bandara ini.
ALI HIDAYAT