TEMPO.CO, Jakarta - Hitung mundur penenggelaman kapal ikan ilegal dilakukan oleh Kepala Satuan Tugas Harian 115 Laksamana Madya Widodo. Ruang Seram pusat komando pengendali operasi sudah dipadati Satgas 115 dan wartawan. Di dalam ruangan turut hadir Ketua Satgas Mas Achmad Santosa dan Ketua Badan Keamanan Laut Laksamana Madya Desi Albert Mamahit.
"Dalam hitungan 10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1," kata Widodo di Gedung Mina Bahari, Jakarta, Kamis, 31 Desember 2015.
Kondisi cuaca yang buruk menyebabkan penenggelaman kapal tidak dapat dilakukan secara live. Komunikasi akhirnya dilakukan menggunakan telepon genggam. Padahal, menurut Widodo, saat percobaan, komunikasi lancar. Namun belakangan komunikasi terganggu akibat buruknya cuaca.
Penenggelaman akhirnya dilakukan dengan telepon genggam. Sesuai dengan rencana, penenggelaman dilakukan pukul 10.00 WIB dan selesai dalam waktu 30 menit. Kali ini terdapat 10 kapal yang ditenggelamkan di empat titik.
Tak lama, dengan menggunakan media sosial, live streaming dapat dilakukan. Asap hitam membumbung tinggi dari kejauhan. Menurut petugas, tak lama kapal pun terbalik.
Baca Juga:
Dengan penenggelaman kapal hari ini, ditutup lah operasi pemberantasan kapal ilegal pada 2015. Menurut Widodo, hingga saat ini, kapal yang telah ditenggelamkan mencapai 117 kapal.
Sebanyak 10 kapal ini ditenggelamkan di Belawan, Tarempa, Tarakan, dan Tahuna. Untuk di perairan Belawan, ditenggelamkan satu kapal bermuatan 85 GT dengan nomor lambung KHF 1868, yang merupakan kapal Malaysia. Kapal ini diamankan oleh KRI TDK dan KAL BOA.
Di perairan Tarempa, jumlah kapal yang ditenggelamkan sebanyak satu buah kapal dengan muatan 110 GT. Kapal ini bernomor JHF 8429 T, yang merupakan kapal asal Malaysia. Penenggelaman kapal ini dimusnahkan oleh LANAL Tarempa dan unsur pengamanannya KRI SRE 386.
Untuk perairan Tarakan, jumlah kapal yang ditenggelamkan sebanyak dua kapal. Kapal ini ialah Small Dave muatan 35 G dan FB Boko Boko dengan muatan 30 GT. Kapal, yang merupakan kapal asal Filipina ini, unsur pengamanannya oleh KRI SNA-651 dan KAL Tedung Selar.
Pemusnahan di perairan Tahuna tercatat yang paling banyak. Di perairan ini, yang dimusnahkan sebanyak enam buah kapal. Kapal ini bernomor lambung KM Pahala (2 GT), KM 09 (1 GT), KM Cinta Bahari 04 (2 GT), KM Cinta Bahari 07 (2 GT), KM Cinta Bahari 09 (1 GT), dan KM Cinta Bahari 12 (1 GT). Keenam kapal ini merupakan kapal berbendera Indonesia dengan rata-rata ABK asal Filipina.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI