TEMPO.CO, Gresik – Mundurnya James “Jim Bob” Moffett dari kursi kepemimpinan Freeport McMoran Inc diharapkan tak berpengaruh pada rencana pembangunan pabrik pengolah (smelter) konsentrat tembaga di Indonesia. Janji pembangunan smelter itu diingatkan kembali oleh PT Petrokimia Gresik yang telah menjalin nota kesepakatan terkait dengan penyediaan lahan.
Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Hidayat Nyakman mengatakan mundurnya Jim Bob kemungkinan berdampak pada kelanjutan komitmen pembangunan smelter. “Karena yang berkomitmen membangun smelter adalah dia (Jim Bob). Dia sangat familiar dengan Indonesia,” ucapnya saat acara Refleksi Akhir Tahun Petrokimia Gresik di Gresik, Selasa malam, 29 Desember 2015.
Baca Juga:
Hidayat menegaskan, pembangunan smelter merupakan amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara. Jadi, apabila pada Januari 2016 tidak membangun pabrik smelting, secara hukum, Freeport tidak boleh lagi melakukan ekspor. “Kalau hal ini tidak dilaksanakan, secara UU, Freeport tidak boleh melakukan ekspor,” ujarnya.
PT Petrokimia Gresik telah mempersiapkan lahan seluas sekitar 70-100 hektare di Kabupaten Gresik. Berdasarkan nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani pada 22 Januari 2015, Freeport merencanakan kerja sama penggunaan lahan selama 40 tahun. “Sekitar 43 hektare yang sudah siap diserahkan,” tuturnya.
Sesuai dengan perpanjangan yang diberikan pemerintah, pabrik smelting itu ditargetkan sudah bisa beroperasi pada 2017. Nilai investasi yang dikucurkan untuk smelter tersebut lebih dari US$ 2 miliar dengan proyeksi kapasitas produksi berkisar 2 juta ton konsentrat per tahun.
Seperti diberitakan sebelumnya, Co-Founder Freeport McMoran James Moffett mundur dari jajaran dewan perusahaan setelah perusahaan menambahkan dua direktur baru di bawah tekanan investor Carl Icahn.
ARTIKA RACHMI FARMITA