TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,5 persen pada 2016. Angka ini lebih tinggi dari asumsi pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016 sebesar 5,3 persen.
"Proyeksi tersebut sangat moderat didasari pertimbangan atas perkembangan ekonomi global dan reformasi ekonomi dalam negeri yang memang ada perbaikan namun belum kuat perbaikannya," kata Hariyadi, Senin, 14 Desember 2015.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi tersebut juga didorong oleh peran pemerintah, seperti adanya perbaikan konsumsi pemerintah dan investasi dengan mempercepat pembangunan infrastruktur jalan tol, pelabuhan, dan listrik yang sejalan dengan upaya pengurangan biaya logistik melalui pembenahan sistem logistik nasional.
"Penyelesaian reformasi kelembagaan juga dapat mempercepat eksekusi belanja anggaran di berbagai bidang lainnya," kata Hariyadi.
Selain itu, dengan adanya perbaikan iklim investasi melalui paket deregulasi kebijakan ekonomi dalam menghalau hambatan aktivitas usaha, diperkirakan dapat meningkatkan investasi sekitar 8,6 hingga 9 persen yang didorong dengan meningkatnya permintaan domestik dan aktivitas ekspor.
Menurut Hariyadi, stabilitas sosial dan politik di Indonesia juga akan memberikan angin segar bagi kondisi ekonomi. Hal itu sejalan dengan meningkatnya kemampuan pemerintah dalam mendapat dukungan politik. Pelaksanaan pilkada serentak yang berlangsung aman, kata dia, juga menjadi modal penguatan kelembagaan politik Indonesia.
Terkait dengan dinamika ekonomi global, Hariyadi mengatakan pemulihan perekonomian di Amerika Serikat, kawasan Eropa, pertumbuhan negara-negara berkembang, dan rendahnya harga minyak dunia akan menguntungkan perekonomian nasional.
"Namun perlu dicermati perkembangan Cina yang pertumbuhan pada 2016 diprediksi 6,3 persen. Artinya lebih rendah dari tahun sebelumnya karena Cina merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia," kata Hariyadi.
LARISSA HUDA