TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Bank Dunia Perwakilan Indonesia, Rodrigo Chaves, mengatakan, Indonesia dapat menurunkan rasio gini (tingkat kesenjangan) yang saat ini berada di angka 0,41. Salah satunya dengan meningkatkan kualitas pelayanan kepada anak-anak.
Rodrigo mencontohkan anak yang lahir di Papua hanya 2 persen yang menikmati sanitasi, sangat berbeda dengan 98 persen anak-anak Jakarta yang memiliki akses sanitasi baik. Untuk itu dia menyarankan pemerintah daerah meningkatkan peran dalam mengatasi kesenjangan.
"Sangat penting untuk meningkatkan performa pemerintah daerah dalam menyediakan pendidikan yang layak, infrastruktur, dan sarana kesehatan di level lokal," kata Rodrigo di kompleks Istana Negara, Senin, 14 Desember 2015. "Itu sangat penting."
Cara lainnya, kata Rodrigo, adalah dengan menyedikan pelatihan agar sumber daya manusia lebih sukses di bursa kerja. Pasalnya, kesenjangan tenaga kerja terampil (skilled) dan tidak terampil (unskilled) masih lebar sehingga perbedaan gaji sangat tinggi.
Untuk itu, Rodrigo menyarankan pemerintah menarik lebih banyak pajak penghasilan dan pajak aset seperti mobil dan tanah untuk membantu masyarakat miskin. Hal ini didasari oleh fakta Indonesia yang merupakan salah satu negara yang paling tidak merata tingkat ekonomi (inequal) di Asia.
Rodrigo menilai pemerintah saat ini berkomitmen mengurangi rasio gini yang cukup tinggi dengan memperpendek angka kesenjangan. Ia pun optimistis pemerintah dapat mencapai target rasio gini 0,37 di tahun 2019 jika semua kebijakan yang diperlukan benar-benar diterapkan.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Sofyan Djalil, mengatakan, pemerintah sedang menurunkan kesenjangan ekonomi baik dari indeks gini maupun indikator lain. Salah satunya dengan memperkuat tenaga kerja di sektor formal dan informal dengan pendidikan dan pelatihan yang fokus. Selain itu, pemerintah juga meningkatkan usaha kecil menengah dengan mengalokasikan anggaran kredit usaha rakyat 2016 Rp 110 triliun dengan suku bunga 9 persen.
ALI HIDAYAT