TEMPO.CO, Jakarta - PT Kino Indonesia Tbk hari ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham KINO. Perusahaan lokal yang memproduksi barang-barang konsumen (fast-moving consumer goods) ini mencatatkan saham melalui penawaran umum perdana (IPO) yang telah berlangsung pada 10-20 November 2015.
“Kami berterima kasih kepada semua pihak hingga IPO Kino terlaksana dengan baik. Kami yakin prospek bisnis Kino Indonesia ke depan semakin berkembang mengingat barang-barang konsumen merupakan kebutuhan masyarakat setiap hari,” kata Direktur Utama PT Kino Indonesia, Harry Sanusi, di Bursa Efek Indonesia pada Jumat, 11 Desember 2015.
Dalam proses IPO, Kino melepas 228,57 juta saham dengan harga per lembar saham Rp 3.800. Dalam sepuluh hari itu, saham Kino berhasil terjual dan meraih dana Rp 868,57 miliar yang kini sudah dicatatkan di bursa saham.
Pada pembukaan bursa pagi ini, harga saham Kino langsung melesat dan sempat menyentuh level tertinggi dengan kenaikan 500 poin di angka 4.300. Meski setelah itu pergerakan saham terus bergerak fluktuatif dan sempat menyentuh level terendah 3.830.
PT Kino menjadi emiten ke-521 yang tercatat di Bursa Saham Indonesia dan menjadi urutan ke-18 yang mencatatkan sahamnya di papan pengembangan tahun ini. Dalam proses IPO, Kino dijamin tiga sekuritas, yakni PT Credit Suisse Securities Indonesia, Deutsche Securities Indonesia, dan Indo Premier Securities.
Sampai saat ini, PT Kino Indonesia telah memproduksi barang konsumen sebanyak 664 item yang terdiri atas produk kecantikan, perawatan rumah tangga, perawatan bayi, dan minuman kemasan.
Menurut Direktur Keuangan Kino Peter Chayson, untuk ekspansi 2016, Kino berencana menambah lagi jumlah produk baru. “Kami akan meluncurkan lebih banyak SKU (stock keeping unit) baru. Kemungkinan ada sekitar 75 yang akan kami luncurkan,” ujar Peter.
DESTRIANITA K