Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hadapi MEA Nelayan Lokal Harus Punya Alat Tangkap Canggih

image-gnews
Ilustrasi nelayan. TEMPO/Dhemas Reviyanto Atmodjo
Ilustrasi nelayan. TEMPO/Dhemas Reviyanto Atmodjo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Nelayan Jawa Barat pesimistis dapat bersaing saat memasuki pasar bebas Asean apabila hanya mengandalkan kapal dan teknologi penangkapan ikan yang digunakan saat ini.

Presidium Serikat Nelayan Indonesia (SNI) Jabar Budi Laksana menilai saat pasar bebas Asean nelayan harus bisa bersaing dengan negara lain.

Menurutnya, nelayan harus siap bertarung dalam mempertahankan dan mengatasi persoalan tangkapan, baik dari sisi strategi maupun teknis lapangan.

"Memang persoalannya nelayan tradisional tidak diuntungkan dengan situasi dalam negeri. Apalagi akan dihadapkan dengan pasar bebas ini, tentu akan sulit bersaing secara regional," ujarnya.

Oleh karena itu, SNI mendorong pemerintah memberikan fasilitas bagi nelayan agar mampu menggairahkan hasil tangkapan ikan.

Bantuan armada kapal pada tahun depan diharapkan mampu menopang kebutuhan nelayan tradisional.

"Kami minta pemerintah juga harus mulai mengintesifkan transfer teknologi terhadap nelayan agar mereka bisa bersaing," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Jabar Rali Sukari menyatakan para nelayan harus meningkatkan produksi tangkapan ikan mereka agar mendongkrak pendapatan terlebih saat pemberlakuan pasar bebas Asean.

Selama ini nelayan mencari ikan masih di kawasan pesisir sehingga optimalisasi tangkapan belum maksimal.

"Kami optimistis ke depan produksi perikanan tangkapan surplus dan memenuhi permintaan pasar lokal jika nelayan benar-benar komitmen untuk meningkatkannya," katanya kepada Bisnis, Rabu (9 Desember 2015).

Kendati demikian, untuk meningkatkan produksi tangkapan ikan pemerintah perlu memfasilitasi nelayan dengan transfer teknologi maupun sarana dan prasarana yang memadai.

Hal tersebut agar daya jelajah nelayan untuk berlayar mencari ikan bisa sampai ke laut lepas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat ini pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi tangkapan dengan berbagai program bantuan untuk nelayan, salah satunya bantuan armada kapal pada tahun depan.

"Bantuan armada kapal harus benar-benar tepat sasaran, agar nelayan bisa menikmatinya," ujarnya.

Dia menjelaskan pemberian armada kapal tersebut harus diikuti dengan pendampingan karena masih banyak nelayan yang belum mengetahui cara kinerja kapal tertama di atas 10 GT.

Untuk itu, pemerintah harus memberdayakan nelayan dengan pendekatan teknologi sehingga hasil tangkapan lebih maksimal.

“Nelayan harus diajari teknologi cara menemukan ikan, sehingga nelayan bisa mendapatkan ikan lebih banyak lagi,” katanya.

Selain itu, selama ini nelayan kesulitan untuk mendapatkan akses perbankan, sehingga untuk meningkatkan kesejahteraan masih mengandalkan pemerintah.

Secara terpisah, Pemerintah Provinsi Jabar terus mendorong  nelayan untuk membentuk lembaga berbadan hukum salah satunya koperasi guna mempermudah segala persoalan yang belum terselesaikan saat ini.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlut) Jabar Jafar Ismail mengatakan lembaga berbadan hukum salah satunya berguna untuk menerima bantuan hibah dari pemerintah.Hal ini tentunya dianggap penting karena pada tahun depan pemerintah pusat akan menyalurkan beberapa bantuan sarana dan prasarana terhadap nelayan.

"Inilah yang terus coba kita matangkan di tingkat nelayan. Agar mereka bisa mendapat bantuan dari pemerintah tanpa adanya hambatan di lapangan," katanya.

Jafar menyebutkan produksi ikan tangkapan di pantai utara terhitung sebanyak 1,9 juta ton. Sedangkan, di pantai selatan jumlahnya hanya 430.000 ton.

BISNIS.COM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

1 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

2 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

8 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

12 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

20 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

30 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

32 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.


Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

32 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.


Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

33 hari lalu

Sejumlah perahu nelayan tertambat di dermaga Cilaut Eureun, Pantai Santolo, Garut, Jawa Barat, (1/1). TEMPO/Prima Mulia
Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

Polairud Polres Garut yang sedang mencari seorang nelayan setempat kini ketambahan mencari seorang lagi asal Sukabumi sesama korban gelombang tinggi.


Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

34 hari lalu

Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin meninjau daerah yang terdampak gelombang tinggi dan angin kencang di Pantai Rancabuaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (16/3/2024). ANTARA/HO-Diskominfo Garut
Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

Angin kencang dan gelombang laut tinggi mengakibatkan sejumlah nelayan Garut, Jawa Barat, tak bisa melaut. Karena dinilai dapat membahayakan jiwa.