TEMPO.CO, Jakarta - PT Dua Putra Utama Makmur Tbk menjadi perusahaan ke-15 pada tahun ini yang melantai di Bursa Efek Indonesia. Dalam pembukaan perdagangan perdana, emiten berkode DPUM itu mencatatkan harga Rp 660 per lembar. Harga itu naik 14 persen dari harga penawaran awal sebesar Rp 550 per lembar saham.
Direktur utama perseroan, Witiarso Utomo, menyatakan, ada minat yang tinggi di kalangan investor terhadap sektor maritim. Apalagi pemerintah sedang giat mendorong pertumbuhan industri perikanan. "Semoga keputusan kami untuk jadi perusahaan terbuka bisa jadi inspirasi," kata Witiarso di Gedung BEI, Jakarta, Selasa, 8 Desember 2015.
Perusahaan yang berkantor pusat di Pati, Jawa Tengah, itu melepas sahamnya untuk diserap pasar senilai Rp 1,67 miliar atau setara 40,12 persen sahamnya ke publik dengan harga penawaran perdana Rp 550. Perseroan juga mengadakan program penjatahan saham untuk karyawan sebanyak 10 persen atau setara dengan Rp 167,5 juta saham.
Direktur Keuangan PT Dua Putra Indra Afriadi mengatakan, dana hasil penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) akan dipakai untuk membeli 10 unit kapal. Setiap kapal memiliki kapasitas 200-300 gross tonnage. Harganya setiap kapal rata-rata mencapai Rp 13 miliar. "Pembelian ini untuk menambah stok cadangan ikan terjaga," kata Indra. Saat ini kapal yang dimiliki perusahaan baru lima unit.
Pada 2018, lanjut Indra, perusahaan menargetkan akan mempunyai 35 kapal. Sebagian besar kapal, atau 25 unit kapal, akan dipenuhi dari dana pinjaman perbankan. DPUM juga berencana menaruh investasi untuk pembangunan gudang pendingin (cold storage) dengan kapasitas mencapai 10 ribu ton.
Fasilitas yang dimiliki perusahaan sekarang sudah terbilang lengkap, mulai dari hulu ke hilir. "Kapal sudah ada cold storage, dan hasil tangkapan pun bisa kami olah lagi," ucapnya.
Indra berharap pada 2016 perusahaan bisa mengantongi pendapatan Rp 1,1 triliun atau setidaknya naik 12 persen dari 2015. Dengan bertambahnya kapal, ia memprediksi hasil tangkapan bisa naik dari yang biasanya 3-5 ton per hari menjadi 25 ton.
Di laporan keuangan per Juni 2015, DPUM membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 277,3 miliar. Raihan itu naik 131,19 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 119,9 miliar. Menurut Indra, melonjaknya pendapatan tidak lepas dari bertambahnya volume penjualan. "Pelanggan baru bertambah, dan ada peningkatan di kapasitas cold storage," ucapnya.
Adapun laba bersih mencapai Rp 30,6 miliar pada Juni 2015, naik jika dibandingkan Juni 2014 yang berada di angka Rp 12 miliar. "Kami menargetkan akhir tahun ini net profit bisa mencapai Rp 700 miliar," kata Indra.
Selain semua jenis ikan tangkapan, kecuali tuna, DPMU menangkap udang. Hasil tangkapan yang berasal dari perairan Sumatera, Kalimantan, dan Jawa itu 80 persen dijual untuk kebutuhan domestik. Sedangkan sisanya diekspor ke Jepang, Korea, dan Singapura. Perusahaan, lanjut Indra, berencana akan melebarkan sayap penjualan ke wilayah Eropa, tapi saat ini sedang mengurus perizinan.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat berharap setelah menjadi perusahaan terbuka, PT Dua Putra bisa lebih transparan dan meningkatkan tata kelola perusahaan dengan baik. "Dengan bergabung ke pasar modal, perusahaan juga harus patuh terhadap aturan yang ada," ucapnya.
ADITYA BUDIMAN