TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih menilai, Bank Indonesia belum saatnya menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) meskipun inflasi di akhir tahun rendah. "Kita butuh konfirmasi bahwa inflasi stabil. Penurunan ini lebih disebabkan faktor apa," katanya kepada Tempo, Selasa, 1 Desember 2015.
Badan Pusat Statistik melaporkan, inflasi pada November hanya 0,21 persen. Inflasi komponen inti November 0,16 persen, dan 4,77 persen untuk inflasi komponen inti tahunan. Inflasi tahun ke tahun dicatat 4,89 persen. Angka inflasi inti tahunan dan tahun ke tahun tercatat adalah yang terendah sepanjang 2015.
Menurut Lana, inflasi pada November terjadi karena dua hal. Pertama, pengaruh dari kenaikan bahan bakar minyak (BBM ) pada November tahun lalu. Saat ini kondisinya November bertemu dengan November lagi. Artinya, kondisi saat ini sudah sampai pada level dasar. Faktor kedua karena menurunnya harga bahan makanan.
Lana berujar, jika penyebab turunnya inflasi adalah penurunan harga bahan makanan, langkah menurunkan BI Rate tidak akan efektif. Apalagi dalam waktu dekat pihak Bank Sentral Amerika (The Fed) akan melakukan rapat untuk menentukan suku bunga The Fed.
Lana menilai untuk saat ini sebaiknya pemerintah menunggu hasil rapat The Fed mendatang. "Lihat dulu respons pasar seperti apa. Saya kira sih menunggu sebentar tidak apa-apa," ujarnya.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI