TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menginginkan target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di 2016 bisa meningkat tiga kali lipat dari target tahun ini, yaitu menjadi Rp 9 triliun. "Kita akan mengutamakan kredit retail, karena kita memang kuatnya di situ," ujar Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni setelah membuka perdagangan pagi tadi sekaligus memperingati 19 tahun BNI melantai di bursa, di gedung Bursa Efek Indonesia, Rabu, 25 November 2015.
BNI menargetkan, hingga akhir tahun, penyaluran KUR bisa mencapai Rp 3 triliun dalam waktu empat bulan terakhir di 2015 atau pascakebijakan KUR pemerintah yang dimulai pada September lalu. Adapun, sebesar Rp 2 triliun merupakan porsi untuk retail, dan sebesar Rp 1 triliun sisanya diperuntukkan untuk usaha kecil dan menengah. Hingga pertengahan November lalu, Baiquni mengatakan penyaluran kredit retail sudah mencapai Rp 1,5 triliun. "Kalau retail optimis akan tercapai target sampai akhir tahun," katanya.
Sementara itu, target KUR untuk UKM sebesar Rp 1 triliun, menurut Baiquni, cukup sulit untuk dicapai. "Kita agak kesulitan karena kita tidak punya outlet untuk menyalurkannya," ujar dia. Ia mengatakan kekuatan kredit BNI bukan ditopang sektor UKM, melainkan sektor retail, sehingga sektor inilah yang kemudian menjadi sasaran utama.
Meskipun demikian, BNI tetap mengupayakan penyaluran kredit sektor UKM berjalan optimal, dengan meningkatkan jumlah sumber daya manusia yaitu agen di sentra-sentra kredit. "Kami memperbaiki sistem manajemen kredit untuk mempercepat ekspansi tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian," ujar Baiquni.
BNI memproyeksikan pertumbuhan kredit di akhir tahun ini dapat mencapai 14 persen, atau total senilai Rp 320 triliun di semua sektor. Adapun sebanyak 45 persen portofolio kredit adalah korporasi, 30 persen UKM, dan sisanya merupakan konsumer. Selanjutnya, BNI menargetkan pertumbuhan kredit di 2016 bisa mencapai kisaran 14-16 persen, atau lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan kredit Bank Indonesia sebesar 12-14 persen. "BNI optimis kita bisa tumbuh lebih dari proyeksi BI," ujar Baiquni.
GHOIDA RAHMAH