Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Burung Punglor Sleman Makin Langka, Terancam Punah

image-gnews
Seekor  Elang Jawa (Spizaetus bartelz) yang berada dalam sangkar. Hewan dilindungi ini dijual di secara ilegal, selain Elang Jawa beberapa burung langka berhasil diamankan oleh petugas.  Jawa Timur, 6 Juli 2015. FULLY SYAFI
Seekor Elang Jawa (Spizaetus bartelz) yang berada dalam sangkar. Hewan dilindungi ini dijual di secara ilegal, selain Elang Jawa beberapa burung langka berhasil diamankan oleh petugas. Jawa Timur, 6 Juli 2015. FULLY SYAFI
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Burung punglor yang merupakan satwa asli dan menjadi identitas Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakkarta kini keberadaannya terancam punah.

"Saat ini keberadaan burung punglor di alam bebas yang berhasil dipantau semakin menyusut dan lebih banyak yang dipelihara oleh masyarakat sehingga terancam punah," kata Kabid Lingkungan Hidup dan Pelestarian Lingkungan, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sleman Sugeng Riyanta, Jumat (20 November 2015).

Menurut dia, saat ini memang burung punglor tidak masuk dalam satwa yang dilindungi sehingga tidak ada sanksi hukum bagi masyarakat yang menangkap dan memeliharanya.

"Di sisi lain perkembangan burung punglor ini di Sleman sangat lambat. Kami tidak tahu apakah ada kaitannya dengan budi daya perkebunan salak pondoh yang selama beberapa waktu ini dikembangkan di Sleman, karena burung Punglor sebelumnya biasa berkembang di perkebunan salak Jawa," katanya.

Ia mengatakan, upaya penangkaran yang dilakukan Pemkab Sleman bersama masyarakat belum juga membuahkan hasil. Karakter burung pemakan cacing yang mudah mengalami stres ini, menjadikan proses tangkar sering kali gagal.

"Kami sudah mendorong masyarakat untuk melakukan penangkaran. Tapi tidak mudah karena karakter punglor ternyata mudah stres dan tidak bisa bertelur untuk berkembang," katanya.

Sugeng mengatakan, upaya mengembalikan habitat punglor atau Anis Merah ini pernah dilakukan sekitar lima tahun lalu, dengan membuat demplot perkebunan salak di wilayah Kecamatan Pakem.

"Tapi usaha itu ternyata juga tidak berhasil. Ke depan, kami akan kembali mencoba melakukan penangkaran. Lokasi kandangnya telah disiapkan di sekitar Perumahan Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Sleman. Namun masih berskala kecil. Kami siapkan sepasang punglor untuk ditangkarkan oleh warga," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia mengatakan, meski sudah ditetapkan sebagai fauna identitas daerah berdasar SK Bupati Sleman No.93/SK.KDH/A/1999, punglor bukan merupakan hewan yang dilindungi.

"Pemkab Sleman juga belum berencana mengusulkan ke pusat agar burung itu dijadikan satwa lindung," katanya.

Kasubag Tata Usaha Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta Edy Mintaryanto mengatakan, jika menetapkan suatu satwa menjadi identitas kabupaten, seharusnya pemda bersangkutan membuat aturan pelestarian dan perlindungan binatang tersebut. Agar hasilnya efektif, sebaiknya usulan menjadikan Punglor sebagai satwa terancam punah diajukan ke pusat.

"Kalau peraturannya berlaku secara nasional, kami bisa menindak secara hukum jika ada pelanggaran. Tapi jika dibuat di tingkat kabupaten atau desa, aturan hanya berlaku di daerah itu," katanya.

Ia mengatakan, jual-beli burung Punglor selama ini marak di pasaran. Namun pihaknya tidak bisa mengambil tindakan karena burung itu bukan termasuk jenis yang dilindungi.

"Burung Punglor memang satwa asli Sleman, namun bukan satwa endemik Sleman, karena burung ini juga terdapat di daerah lain, termasuk di perkebunan sawit pulau Sumatra," katanya.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Dingiso. Situs KLHK
Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.


10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

Seekor Kanguru pohon meraih bunga yang telah dirangkai menjadi menarik untuk dijadikan makanannya dalam sesi makan bertemakan Natal di kebun binatang Sydney Taronga di Australia, 9 Desember 2014. REUTERS
10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.


Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah (Instagram/@ralineshah)
Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.


Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di lokasi pembelian tiket kawasan wisata Taman Safari Prigen, Jawa Timur, Kamis, 4 Juni 2020. Penyemprotan cairan disinfektan di lakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona jelang dibuka kembali saat memasuki fase new normal. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.


Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa gunung tertangkap kamera intai di kawasan hutan lindung yang berbatasan langsung dengan Taman Hutan Raya Abdul Latief, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, pada Oktober 2022. Foto/Istimewa
Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.


Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park. Wikipedia/Flickr/ahmed_xp/14314458105
Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.


BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin yang terjaring operasi tangkap tangan tiba di KPK, Jakarta, Rabu tengah malam, 19 Januari 2022. Selain bupati, KPK juga membawa tujuh orang terduga pelaku di antaranya pejabat Aparatur Sipil Negara dan pihak swasta. TEMPO/Imam Sukamto
BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan


KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

Petugas Resor KSDA Agam sedang mengevakuasi baniang coklat, Selasa, 31 Agustus 2021. Kredit: Antarasumbar/Dok KSDA Agam
KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.


Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Seekor singa peliharaan terlihat setelah ditangkap oleh otoritas Kamboja dari rumah seorang pria Cina di Kamboja, setelah muncul di video TikTok, dalam gambar selebaran tak bertanggal yang dirilis pada 28 Juni 2021. [Wildlife Alliance via REUTERS]
Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.


Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) tertangkap kamera di ketinggian 1.092 meter dari permukaan laut di Dusun Cincing, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, pada 4 Agustus 2013. TEMPO/Abdi Purmono
Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.