TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia rebound di perdagangan Asia, Rabu (18 November 2015), meskipun transaksi beli masih lesu akibat kekhawatiran kelebihan pasokan dan penguatan dolar AS.
Para pedagang juga sedang menunggu rilis laporan Departemen Energi AS (DoE) tentang persediaan stok komersial di konsumen minyak utama dunia hari ini, yang diperkirakan akan menunjukkan peningkatan sehingga mengonfirmasi lebih lanjut kelebihan pasokan.
Fokus utama lain adalah rilis risalah dari pertemuan kebijakan Federal Reserve bulan terakhir, yang menjadi petunjuk jadi tidaknya bank sentral AS menaikkan suku bunganya pada pertemuan Oktober 2015.
Kenaikan suku bunga kemungkinan akan meningkatkan dolar, dan membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang bukan dolar AS di negaranya.
Pada sekitar pukul 13.00 WIB, patokan AS minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember naik 31 sen ke US$40,98 per barel, sementara itu minyak mentah Brent untuk Januari diperdagangkan 34 sen lebih tinggi pada US$43,91/barel.
"Data ketenagakerjaan AS yang kuat dan pernyataan anggota (dewan kebijakan) mengkristalisasi ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga Desember, menyebabkan perdagangan dolar naik lebih dari 5%," tulis Capital Economics seperti dikutip Antara, Rabu (18 November 2015).