TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo meminta Kanada membuka pasar lebih luas bagi produk Indonesia. Saat ini perdagangan kedua negara baru mencapai US$ 2,6 miliar.
Hal ini Jokowi sampaikan saat bertemu Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau sebelum Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Antalya, Turki. "Saya meminta agar Kanada membuka pasarnya yang lebih lebar bagi produk Indonesia, seperti karet, kertas, furnitur, elektronik, alas kaki, kopi, dan teh," ujar Jokowi di Hotel IC Santai, Ahad, 15 November 2015.
Jokowi juga mendorong pengusaha Kanada untuk meningkatkan investasi, khususnya pada sektor sumber daya mineral, pertanian, serta infrastruktur. Jokowi juga menjelaskan kepada Trudeau soal enam paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah demi meningkatkan kondisi yang kondusif bagi investor di Indonesia. "Saya berharap pengusaha Kanada dapat memanfaatkan peluang ini."
Selain bidang ekonomi, kedua negara juga membahas isu global, seperti perubahan iklim dan pemberantasan kejahatan lintas negara. Jokowi berharap agar pertemuan COP-21 UNFCC di Paris dapat menghasilkan perjanjian baru soal perubahan iklim.
"Kami mendorong Kanada untuk meningkatkan pengurangan emisi sebesar 29 persen pada 2030," kata Jokowi. Kedua pemimpin juga sepakat meningkatkan kerja sama pada bidang energi efisiensi dan energi terbarukan serta pengelolaan lahan gambut.
Kemudian, pada bidang kejahatan lintas negara, kedua pemimpin sepakat memfokuskan kerja sama pada upaya pemberantasan terorisme; Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing; dan penyelundupan obat-obatan terlarang. Dalam pertemuan tersebut, Jokowi didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
TIKA PRIMANDARI