TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Agus Sudiarto memaparkan, tahun ini BSM intensif menyelesaikan pembiayaan bermasalah, termasuk pembiayaan yang telah dilakukan write-off (hapus buku). "Kami intensif melakukan recovery write off dengan tujuan menjaga bottom line agar fondasi perusahaan tetap bagus," katanya di Jakarta, Jumat, 13 November 2015.
Hingga September 2015, BSM telah melakukan recovery write-off sebesar Rp 283 miliar. Pada 2014, recovery write-off BSM sebesar Rp 254 miliar. "Ada perbaikan karena, pada 2013, recovery write-off BSM Rp 143 miliar," Agus menjelaskan.
Perbaikan juga terjadi di sisi pembiayaan. Terbukti, selama sembilan bulan pertama 2015, terjadi perbaikan senilai Rp 1,4 triliun. Sedangkan pada 2014, perbaikan pembiayaan Rp 521 miliar dan pada 2013 sebesar Rp 293 miliar.
Dengan hasil recovery write-off dan perbaikan pembiayaan ini, BSM berharap dapat menahan laju penurunan kualitas pembiayaan akibat kondisi ekonomi yang belum kondusif sehingga non-performing financing (NPF) dapat dijaga pada level 4,3 persen (nett) dan 6,8 persen (gross). "Kami menargetkan hingga akhir tahun dapat menurunkan NPF gross hingga di kisaran 6 persen dengan mengintensifkan recovery hingga akhir 2015," ujarnya.
Dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal (CAR) BSM per September 2015 berada di angka 11,84 persen. Angka tersebut didapat setelah diberlakukannya regulasi mengenai Cadangan Kerugian Penurunan Nilai. "Kami masih menunggu masuknya tambahan modal dari pemegang saham pada tahun ini sekitar Rp 500 miliar. Dengan penambahan tersebut, insya Allah CAR BSM akan naik menjadi 12,9-13 persen," katanya.
INGE KLARA SAFITRI