Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

2020, IEA Perkirakan Harga Minyak Mentah US$ 80 per Barel  

image-gnews
TEMPO/Subekti
TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.COLondon - Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan harga minyak dunia baru akan kembali pulih secara bertahap dan mencapai level US$ 80 per barel pada 2020 mendatang. Proyeksi itu dibuat meskipun angka investasi di sektor migas dunia menurun. Sebab, angka permintaan minyak dunia akan terus naik menuju level US$ 1 juta per barel per hari per tahun. 

“Dalam skenario moderat, kami harus mengantisipasi tumbuhnya permintaan secara tahunan dari 900 ribu barel per hari menjadi 1 juta barel per hari pada 2020. Hingga pada 2040 angka permintaan menjadi 103,5 juta barel per hari,” ujar Direktur Eksekutif IEA, Fatih Birol seperti dikutip Reuters, Selasa, 10 November 2015. 

Menurut Birol, anjloknya harga minyak ke level US$ 50 per barel tahun ini telah mengakibatkan pemangkasan produksi di AS. “Perkiraan kami, harga baru menyentuh US$ 80 per barel pada 2020,” ujar Fatih Birol. 

Pernyataan IEA tersebut merupakan tanggapan atas sikap yang disampaikan oleh Arab Saudi sebagai pemimpin Negara-Negara Produsen dan Eksportir Minyak (OPEC) yang sebelumnya kembali menyatakan tak akan memangkas produksi. Sebab, Arab Saudi yakin tahun depan harga minyak akan kembali naik. Pernyataan itu menunjukkan bahwa dalam pertemuan OPEC di Wina, Austria, pada 4 Desember mendatang, Arab Saudi akan tetap memutuskan untuk mempertahankan produksinya.

Harga minyak sempat menguat sebentar pada musim semi, namun kembali terjun pada Juli. Patokan harga minyak global Brent anjlok di level terendah dalam enam tahun terakhir pada Agustus lalu. Kemarin, harga minyak Brent untuk pengiriman Desember diperdagangkan di level US$ 47 per barel, atau anjlok 59 persen dibandingkan US$ 115 per barel pada Juni 2014. 

Perang harga minyak antara IEA dan OPEC semakin sengit karena di satu sisi OPEC ingin mengembalikan era harga dan biaya produksi minyak murah. Namun, IEA menilai kebijakan tersebut akan menjadi bumerang bagi OPEC sendiri. IEA menilai era harga minyak murah yang berlangsung lama akan berdampak negatif terhadap anggaran negara-negara anggota OPEC sendiri. 

IEA adalah badan energi yang berbasis di Paris dan hanya beranggotakan negara-negara maju (OECD) di antaranya Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Australia, dan lainnya. Adapun OPEC yang berbasis di Wina, Austria beranggotakan di antaranya Arab Saudi, Irak, Iran, Venezuela, Kuwait, dan Uni Emirat Arab. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut IEA, harga yang terus turun  mengakibatkan investasi minyak senilai US$ 200 miliar tertunda dan terjadi pemangkasan ribuan karyawan di sektor tersebut. IEA memperkirakan tahun ini investasi minyak anjlok 20 persen.

Beberapa negara dengan biaya produksi minyak tinggi, seperti Kanada, Brasil, dan AS disebut telah menjadi korban dari murahnya harga minyak saat ini. Investasi sektor minyak di negara-negara tersebut anjlok lebih dalam dibandingkan negara-negara produsen minyak lain. Meski begitu, penurunan itu dikompensasi oleh naiknya produksi minyak Irak dan Iran. 

Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi sebelumnya menyatakan, pasar minyak global sudah menunjukkan tanda-tanda membaik meskipun ekonomi Cina mengalami perlambatan. Dia juga yakin keseimbangan pasar permintaan dan pasokan minyak akan segera kembali terjadi. Negara-negara OPEC yang dipimpin Arab Saudi akan terus mempertahankan dan menaikkan produksinya guna memenuhi permintaan pasar global. Tujuannya agar biaya produksi minyak kembali menjadi murah. 

Adapun pemerintah Iran menargetkan peningkatan ekspor minyak sebesar 500 ribu barel per hari pada akhir November atau awal Desember ketika negara itu sudah benar-benar terbebas dari dampak sanksi ekonomi. Saat ini Iran telah mengekspor sekitar 1 juta barel per hari ke Asia dan Turki. Menteri Energi Iran, Bijan Zangeneh menyatakan, produksi minyak Iran akan naik 1 juta barel per hari pada Maret tahun depan. “Kembali normalnya ekspor minyak Iran tak akan menekan harga di pasar karena harga minyak di pasar sebelumnya telah disesuaikan,” ungkapnya. 

REUTERS | FINANCIAL TIMES | ABDUL MALIK

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

4 hari lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.692 pada perdagangan hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.


Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

5 hari lalu

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.


Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

6 hari lalu

Petugas tengah menunjukkan contoh emas berukuran 1 kilogram di butik Galery24 Salemba, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. Harga emas 24 karat PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam terpantau naik pada perdagangan hari ini menjelang rapat The Fed soal kebijakan suku bunga. TEMPO/Tony Hartawan
Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.


Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

6 hari lalu

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.


Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.


Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?


Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton
Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?


Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Petugas mengganti papan harga SPBU jelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jakarta, Sabtu 3 September 2022. Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, solar dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter serta Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter yang mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?


Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

6 Juni 2023

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton
Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.


Harga Minyak Mentah Menguat ke USD 76,95 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

27 Mei 2023

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton
Harga Minyak Mentah Menguat ke USD 76,95 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka menguat pada akhir perdagangan Jumat atau Sabtu pagi WIB. Bagaimana rinciannya dan apa penyebab kenaikannya?