TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Firmanzah, menilai penyebab pertumbuhan ekonomi di triwulan III 2015 tidak setinggi 2014, adalah karena adanya penurunan daya beli masyarakat.
"Jadi secara overall tidak akan setinggi 2014," kata Firmanzah yang kini menjabat Rektor Universitas Paramadina saat dihubungi pada Jumat 6 November 2015.
Menurut Firmanzah, hal itu terjadi karena ekonomi Indonesia masih ditopang oleh konsumsi domestik dan investasi. Ia menyarankan agar pemerintah bisa menjaga daya beli masyarakat agar tidak turun. "Harus lihat sisi produksi dan jaga konsumsi domestik," ujar Firmanzah.
Pemerintah, kata Firmanzah, harus bisa mengantisipasi potensi-potensi yang akan mengakibatkan terjadinya penurunan konsumsi domestik. Firmanzah mencontohkan rencana PLN mencabut subsidi untuk pengguna daya sebesar 450 volt dan 900 volt, sebagai salah satu potensi yang mengganggu hal tersebut. "Itu kan kebanyakkan masyarakat kelas menengah dan bawah," kata dia.
Menurut Firmanzah, rencana PLN tersebut bisa mengganggu daya beli masyarakat, serta berpotensi membuat angka kemiskinan di Indonesia akan bertambah. Terlebih menurut data Badan Pusat Statistik, pada bulan Agustus 2015 pengangguran meningkat dari Februari 2015.
Firmanzah menganggap hal-hal yang terkait dengan hajat hidup orang banyak seperti rencana PLN tersebut, baiknya dibahas langsung di tingkat Kementerian Koordinator, bukan lagi di Kementerian terkait ataupun BUMN-nya sendiri.
Perekonomian Indonesia mengalami peningkatan sekitar 4.73 persen pada triwulan III 2015 dibanding dengan triwulan II 2015. Namun jika dibandingkan dengan tahun 2014 di tahun yang sama, sesungguhnya pencapaian di triwulan III 2015 ini lebih lambat.
DIKO OKTARA