TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sulit mencapai target APBN Perubahan 2015 sebesar 5,2 persen. Dia pun berharap pertumbuhan ekonomi tumbuh 5 persen meski kemungkinan akan ada di level angka 4,9 persen.
Darmin menyebut banyak alasan target ekonomi tak sesuai harapan. Pertama ekonomi dunia belum pulih sehingga komoditi nasional harganya pun masih turun."Volume ekspornya juga turun. Memang kemudian transaksi berjalan keliatan membaik tapi karena impornya turun agak cepat," katanya di kompleks Istana Presiden, Kamis, 5 November 2015.
Alasan kedua menurut Darmin, adalah percepatan pengeluaran anggaran belum terjadi hingga akhir September. Kedua alasan itu membuat pemerintah tidak cukup tenaga untuk mendongkrak ekonomi. "Sehingga pertumbuhannya masih sedikit lebih baik, bukan lebih jelek lho, sedikit lebih baik dari kuartal sebelumnya, tapi tidak cukup baik untuk menyerap tambahan angkatan kerja, sebagai akibatnya ya tingkat penganggurannya juga naik."
Namun dia percaya bulan ini dan bulan depan, penyerapan anggaran meningkat dan berdampak positif pada perekonomian. Darmin menuturkan pertumbuhan ekonomi 4,9 persen akan didorong oleh belanja pemerintah dan investasi.
Darmin berharap dengan paket-paket deregulasi, kepercayaan pasar dan publik tumbuh lebih baik. Dari enam paket kebijakan, baru dua paket yang baru dilaksanakan hingga September. Karena itu, hasilnya belum berdampak maksimal.
Terkait dengan ketatnya kondisi neraca keuangan negara mengingat penerimaan pajak diprediksi hanya 85 persen dari target, Darmin berencana menghubungi Menteri Keuangan untuk meminta penjelasan komprehensif. "Supaya juga jangan setengah-setengah, kalau saya yang memberi penjelasan kan kurang akurat. Jadi tunggu saja, dalam satu dua hari ini, akan ada penjelasan mengenai hal itu supaya tidak terus menjadi tanda tanya," kata dia.
ALI HIDAYAT