TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Neraca dan Analisis Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2015 tumbuh 4,73 persen. Pertumbuhan ini melambat dibanding pencapaian pada triwulan III 2014 sebesar 4,92 persen. Namun pertumbuhan pada triwulan III 2015 ini lebih baik dibanding pada triwulan II 2015 yang tumbuh 4,67 persen.
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan terjadi di semua kategori ekonomi, kecuali pertambangan dan penggalian. Pada triwulan III tahun ini, pertumbuhan pertambangan dan penggalian negatif -5,64 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2014, yakni 0,78 persen.
"Menariknya, sektor pertambangan tersebut termasuk lima besar penyumbang perekonomian Indonesia dengan share terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 7,31 persen," katanya saat konferensi pers di Jakarta, Kamis, 5 November 2015
Menurut Suhariyanto, pertumbuhan negatif tersebut dipengaruhi subsektornya, seperti industri minyak gas dan panas bumi, yang turun dari -0,17 ke -0,86 persen. Serta di subsektor pertambangan batu bara yang turun dari -13,12 persen ke -19,51 persan.
Adapun pada empat sektor lainnya terjadi pertumbuhan. Sektor industri pengolahan tumbuh 4,33 persen; pertanian, kehutanan, dan perikanan 3,21 persen; perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda motor naik 1,49 persen; serta konstruksi yang naik lebih tinggi dibanding yang lain sebesar 6,82 persen.
"Pertumbuhan konstruksi ini didukung naiknya belanja modal pemerintah sebesar 58,10 persen, sehingga menggeliat," katanya.
AHMAD FAIZ IBNU SANI