TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, sepanjang Oktober 2015 telah terjadi deflasi sebesar 0,08 persen. "Inflasi tahun kalender Januari-Oktober 2015 dalah 2,16 persen. Sementara inflasi year on year (yoy) adalah 6,25 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin dalam Konfrensi persnya dDi Kantor BPS, Jakarta, Senin, 2 November 2015.
Suryamin menjelaskan, deflasi yang terjadi disebabkan oleh kecenderungan harga-harga barang sepanjang bulan tersebut yang menurun seperti cabai rawit dan merah serta ayam dan telur ayam. "Cabai rawit dan merah yang biasanya menjadi masalah, sekarang sudah mulai terkontrol," katanya.
Suryamin mengapresiasi deflasi yang terjadi, sebab terakhir kali terjadi deflasi adalah pada tahun 2011 lalu. "Deflasi terakhir yang kita alami adalah pada Oktober 2011, dengan laju deflasi sebesar 0,12 persen."
Berdasarkan data yang dipaparkan, inflasi tertinggi terjadi di daerah Tanjung Pandan, sebesar 1,95 persen. Sedangkan untuk deflasi, yang terendah terjadi di daerah Padang Sidempuan 0,01persen, dan tertinggi di Manado 1,49 persen.
INGE KLARA SAFITRI