TEMPO.CO, Surabaya - Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) II tahun 2015 resmi dibuka tadi malam, Rabu, 28 Oktober 2015, oleh Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. Bambang mengungkapkan, perkembangan ekonomi syariah terlihat signifikan. Memasuki dekade yang ketiga, peran sukuk negara sebagai salah satu instrumen pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja negara semakin meningkat dari waktu ke waktu.
“Indikasinya dapat dilihat dari meningkatnya jumlah penerbitan sukuk negara dari tahun ke tahun. Total penerbitan sukuk negara sampai pertengahan tahun 2015 mencapai Rp 247,5 triliun,” kata dia dalam sambutannya di Lapangan Makodam V Brawijaya Surabaya. Angka itu menunjukkan peningkatan dibandingkan saat penerbitan pertama pada 2008 sebesar Rp 4,7 triliun.
Industri jasa keuangan dan ekonomi syariah, kata Bambang, memiliki peranan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional. Hal itu terlihat dari jumlah nasabah keuangan syariah yang lebih dari 18 juta rekening saat ini. “Indonesia adalah negara penerbit sukuk negara terbesar dan satu-satunya negara yang menerbitkan sukuk retail,” ucap dia.
Melihat industri keuangan syariah saat ini, Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan ekonomi dan industri keuangan syariah. “Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia bisa menjadi pusat pengembangan ekonomi syariah dunia,” katanya.
Pada Mei 2016, Indonesia didaulat menjadi tuan rumah sidang tahunan Islamic Development Bank ke-41. Ini menunjukkan kerja sama yang terjalin baik antara Indonesia dan Bank Pembangunan Islam.
ISEF yang digelar pada 27 Oktober hingga 1 November kali ini mengusung tema ‘Empowering Islamic Economic and Finance for the Prosperity of the Nations’. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro membuka festival ekonomi syariah terbesar di Indonesia tersebut, didampingi Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Pemimpin Pondok Pesantren Tebu Ireng Sholahuddin Wahid, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dan Wakil Gubernur Syaifullah Yusuf, beserta jajaran pejabat Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan lainnya.
ARTIKA RACHMI FARMITA