TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Kamis, 29 Oktober 2015, ditutup melemah 2,97 persen ke level 4.472 seiring dengan sentimen bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reverse) akan menaikkan suku bunga acuan pada Desember 2015.
Sepanjang perdagangan hari ini, indeks bergerak di level 3.686-4.740.
IHSG dibuka melemah 0,16 persen atau 7,18 poin ke level 4.601,57. Indeks melanjutkan pelemahan pada hari ketiga dan tidak sejalan dengan pergerakan mayoritas bursa Asia.
Hal itu terjadi setelah The Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 0-0,25 persen. Namun The Fed memberi sinyal akan menaikkan suku bunga paling cepat pada Desember 2015.
Tim Riset Sinarmas Sekuritas memperkirakan indeks akan bergerak melemah lantaran tertekan sentimen negatif dari dalam dan luar negeri.
Dia menyebutkan bursa saham Amerika ditutup positif setelah The Fed mempertahankan suku bunga menyusul sejumlah laporan perlambatan ekonomi global.
Adapun dari dalam negeri, Bursa Efek Indonesia menargetkan total nilai emisi obligasi korporasi pada 2016 mencapai Rp 49,96 triliun. Nilai emisi itu lebih rendah daripada realisasi tahun ini, meskipun perekonomian pada tahun depan diasumsikan membaik dan investor masih menantikan dirilisnya laporan keuangan perusahaan kuartal ketiga 2015.
BISNIS.COM