Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Riset: Industri Udang Indonesia Masih Perlu Pembenahan

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Ratusan lobster diolah di Sea Hag Seafood plant, St. George, Maine. Permintaan lobster meningkat tajam setelah melewati masa natal. AP/Robert F. Bukaty
Ratusan lobster diolah di Sea Hag Seafood plant, St. George, Maine. Permintaan lobster meningkat tajam setelah melewati masa natal. AP/Robert F. Bukaty
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ipsos, perusahaan riset pasar independen yang berpusat di Hong Kong menyebutkan industri udang di Indonesia masih perlu pembenahan, dan terdapat tiga hal utama yang harus segera diperbaiki.

"Tiga hal yang harus diperhatikan itu adalah teknologi, pemerataan infrastruktur di sentra tambak udang dan integrasi proses hulu-hilir," kata Konsultan di Ipsos Consulting Indonesia Juanri di Jakarta, Kamis, 22 Oktober 2015.

Juanri mengutip Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan sekitar 80 persen dari entitas budidaya perairan di Indonesia masih menjalankan praktik pertanian tradisional. Agar kompetitif harus mengadopsi peralatan dan teknik produksi yang modern.

Juanri mengatakan meskipun kerja sama swasta dan pemerintah dapat mempercepat modernisasi di sektor budidaya perairan di Indonesia, tetapi juga harus diperhatikan ketersediaan bantuan keuangan dan teknis untuk petambak bukanlah pekerjaan mudah.

Lebih jauh, Country Manager Ipsos Consulting Domy Halim menunjuk penambak di Sulawesi masih menghadapi persoalan berupa infrastruktur jalan yang buruk dan pelabuhan laut yang tidak memiliki perlengkapan memadai sehingga menyulitkan petambak udang dan pemroses di daerah tersebut.

Sekretaris Jenderal Shrimp Club Indonesia (SCI), Andi Tamsil menyampaikan di Jawa Timur sebagai daerah paling produktif penghasil udang masih mengalami kesulitan pasokan listrik. Sehingga mereka harus mengeluarkan biaya lebih untuk menggunakan genset.

Apabila pemerintah ingin meraih target pertumbuhan tinggi produksi udang, maka infrastruktur harus dibenahi dengan serius, ujar Andi.

Domy menjelaskan, dari segi geografis Indonesia kurang menguntungkan karena sentra produksi dipisahkan laut bandingkan dengan Thailand dan Vietnam. Kedua negara tetangga ini memiliki pusat budidaya udang di wilayah Tenggara dan Mekong River Delta yang dapat diakses melalui jalur darat sehingga lebih efisien dan produktf.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian yang juga perlu dibenahi adalah integrasi antar pelaku dalam rantai nilai agar lebih efisien. Selama ini penanam benih, pembudidaya dan pemroses bertindak sendiri-sendiri dan menyulitkan koordinasi produksi untuk memenuhi permintaan pasar, ujar Domy.

Beberapa perusahaan besar seperti PT Central Proteina Prima dan PT Suri Tani Pemuka telah berupaya mengintegrasikan secara vertikal pengoperasiannya di mana mereka dapat mengontrol dan mengarahkan keseluruhan siklus produksi sesuai permintaan pasar.

"Untuk lebih menggali potensi industri udang Indonesia ini, diperlukan kerjasama dan koordinasi yang lebih baik di sepanjang rantai nilai agar lebih efisien lagi, ujar Domy.

Domy melihat pembentukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir tahun 2015 ini memberikan peluang untuk menarik investasi ke Indonesia, tetapi juga harus diingat aliran barang, jasa, investasi, tenaga kerja dan modal juga akan ikut bebas masuk di dalamnya.

Pemerintah dan pelaku industri perlu menyadari dan mengatasi masalah-masalah dalam industri udang di Indonesia jika ingin tetap kompetitif dalam ekonomi regional baru, ujar dia.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

27 September 2021

Seorang anak bermain di dekat Tugu Api Pancasila di TMII, Jakarta, Ahad, 12 September 2021. Pengelola mulai membuka dua wahana di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yakni Taman Reptilia dan Taman Burung untuk rekreasi masyarakat saat masa Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di Jakarta. ANTARA/Hafidz Mubarak A
Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

Pertumbuhan ekonomi di Jakarta ini disebut lebih tinggi dibandingkan nasional.


Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

23 Mei 2019

Seorang anggota PPSU membersihkan jalanan pasca kerusuhan Aksi 22 Mei di kawasan Gedung Bawaslu, Jakarta, Kamis 23 Mei 2019. Sebanyak 12 unit kendaraan penyapu jalan, delapan unit mobil bak terbuka, dan sembilan unit truk anorganik untuk membantu pembersihan area tersebut. TEMPO/Subekti.
Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

Demo 22 Mei yang berujung rusuh kemarin diyakini tak menimbulkan dampak yang berarti pada industri nasional.


Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

23 Juli 2018

Ilustrasi Botol Air Mineral (2)
Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

Kalangan pengusaha industri minuman yakin bakal mencatatkan kinerja positif pada akhir tahun.


Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

29 Desember 2017

Pengunjung mendengarkan penjelas seorang sales saat berada di pameran industri grafika terbesar di Indonesia, FGD Expo 2015 di Jakarta Convention Center, Jakarta, 6 Agustus 2015. Pameran ini terbagi dalam beberapa kategori, antara lain printing and digital equipment, packaging and label production technology, promotion and advertising equipment. Tempo/Tony Hartawan
Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

Kunci utama dalam mendorong industri agar bisa menghadapi era ekonomi digital termasuk industri 4.0 adalah pendidikan.


Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

27 Desember 2017

Industri tekstil. TEMPO/Prima Mulia
Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

Kemampuannya menyerap banyak tenaga kerja membuat sektor industri dipercaya masih akan jadi salah satu tumpuan pertumbuhan ekonomi di tahun 2018.


Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

27 Desember 2017

Pertumbuhan Ekonomi 2018 Bergerak ke Level 5,3 Persen
Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

Meski banyak yang pesimistis, tapi tak jarang pihak yang yakin ekonomi bakal tumbuh di 2018 dengan ditopang sejumlah sektor industri sebagai motornya.


Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

14 Desember 2017

Pekerja menyelesaikan pembangunan infrastruktur. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

Tren perekonomian Indonesia pada kuartal ketiga 2017 dinilai positif oleh Bank Dunia.


Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

11 Desember 2017

Koordinator Bidang Perekonomian DPP Golkar Airlangga Hartarto berkunjung ke kantor Tempo, Palmerah, Jakarta, 5 Desember 2017. Tempo/Jati Mahatmaji
Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

Kementerian Perindustrian akan mendorong sektor-sektor andalan agar target pertumbuhan industri 2018 bisa tercapai.


Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

11 Desember 2017

Menteri Perindustrian yang juga bakal calon Ketum Golkar Airlangga Hartarto saat memberi sambutan dalam acara Sarasehan Nasional GMPG di Hotel Manhathan, Jakarta, 10 Dsember 2017. Airlangga telah mendapat dukungan dari sejumlah pihak untuk menggantikan Setya Novanto sebagai ketum Golkar. Tempo/Ilham Fikri
Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan kontribusi pertumbuhan industri 2017 mendekati 20 persen terhadap produk domestik bruto.


Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

7 November 2017

Pekerja mengamati proses produksi industri baja PT Gunung Steel Group di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, 26 Februari 2015. Jumlah industri baja nasional saat ini sebanyak 352 perusahaan tersebar di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. TEMPO/Tony Hartawan
Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

Industri pengolahan menyumbang paling banyak dalam PDB triwulan III 2017, karena pelaku optimistis.