TEMPO.CO, Jakarta - Industri otomotif terkena imbas melemahnya perekonomian. "Untuk penjualan sepeda motor kami minus 20 persen tahun ini," ujar Presiden Direktur PT Central Sentosa Finance David Hamdan di Jakarta, Kamis, 22 Oktober 2015.
Perbandingan porsi penjualan untuk motor baru dan bekas saat ini dikatakan David sebesar 75 banding 25. Rasio kredit macet (non-performing finance) mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu, dengan posisi saat ini berada lebih dari 2 persen. "Tapi kita terus jaga di sekitar 2-3 persen," katanya.
Ia mengatakan perusahaan pun harus meningkatkan dana cadangan sebagai antisipasi kredit macet, yang kemudian berdampak pada penurunan laba hingga 10 persen di tahun ini.
Hingga akhir 2015, ia memperkirakan pihaknya telah berhasil memberikan kredit untuk 850 unit sepeda motor, dengan rata-rata harga per unit di kisaran Rp 10-13 juta. Jumlah ini menurutnya datar atau tidak jauh berbeda dengan jumlah pembiayaan tahun lalu. "Walau pasar lagi turun, kita tetap jaga setidaknya sama kayak tahun lalu," tuturnya.
Pembiayaan retail dikatakan David masih jauh mendominasi dibandingkan pembiayaan untuk korporasi. Tahun depan pihaknya menargetkan akan ada perbaikan pertumbuhan jumlah kredit 10-20 persen.
Ia menyebutkan ada rencana di 2016 untuk mulai masuk ke sektor pembiayaan kredit mobil. Selanjutnya ada pula rencana untuk bekerja sama dengan BCA Life untuk mengembangkan fitur asuransi jiwa. Adapun dana pembiayaan yang didapat sejauh ini dikatakan masih berasal dari pinjaman bank-bank dan modal perusahaan sendiri.
Ketika kondisi ekonomi tengah melemah seperti sekarang, menurut David, pihaknya harus lebih berhati-hati dan selektif dalam memberikan kredit. "Karena kita membiayai sektor menengah ke bawah, ini kan paling rentan," katanya lagi.
GHOIDA RAHMAH