TEMPO.CO, Bangkalan - Kelangkaan bahan bakar minyak jenis Premium terjadi di Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, sejak lima hari terakhir. Akibatnya, harga Premium melambung dari Rp 9.000 menjadi Rp 26 ribu per botol ukuran 1,5 liter.
Melambungnya harga Premium dikeluhkan para guru di pulau itu. Mereka memilih berhenti mengajar karena tidak punya uang untuk membeli BBM. Selain mahal, Premium juga sulit didapat. "Saya sudah dua hari tidak mengajar," kata Ahmat Ahyar, guru salah satu sekolah menengah pertama swasta di Pulau Masalembu, kepada Tempo, Rabu, 21 Oktober 2015.
Menurut Ahyar, jarak dari rumahnya ke sekolah sejauh 4 kilometer. Dengan jarak tersebut dia butuh 3 liter bensin untuk pulang pergi. "Untuk bensin saja harus keluar uang Rp 78 ribu," ujar dia.
Jika kelangkaan Premium berlanjut, menurut Ahyar, tidak menutup kemungkinan akan ada aksi mogok mengajar dan belajar seperti yang terjadi dua tahun lalu. "Saya menduga kelangkaan ini akibat penimbunan BBM (bahan bakar minyak)," ucap dia.
Rahmatullah, salah satu Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) di Masalembu, membenarkan BBM, khususnya Premium sedang langka. Rahmatullah curiga terjadi aksi penimbunan oleh pengecer. "Setiap kali kami nebus Premium dari Pertamina, langsung diserbu. Tapi Premiumnya tidak ada," kata dia.
Kondisi itu, menurut dia, diperparah karena APMS lainnya tidak menebus jatah Premium untuk September dan Oktober. Padahal, jatah delivery order-nya lebih banyak dari APMS milik Rahmatullah. "Jatah saya hanya 32 ton, APMS lama jatahnya 200 ton. Andai jatah ini ditebus, saya yakin bensin tidak akan langka," kata Rahmatullah.
MUSTHOFA BISRI