TEMPO.CO, Jakarta - Penjualan surat utang obligasi retail Indonesia (ORI) seri 12 laris diburu masyarakat. Realisasi pemesanan mencapai Rp 27,07 triliun atau melebihi target awal sebesar Rp 20 triliun, dengan total penjualan setelah dilakukan data cleaning mencapai Rp 27,539 triliun.
“Keseluruhan pemesannya ada 49.251 pemesan yang tersebar di 34 provinsi, dari DKI Jakarta hingga Sulawesi Barat,” ujar Direktur Surat Utang Negara Loto S. Ginting di gedung Kementerian Keuangan, Senin, 19 Oktober 2015.
Pemesan terdiri dari 45.298 investor, sekitar 28.520 adalah investor baru. Loto menuturkan sambutan masyarakat terhadap penerbitan ORI 012 ini sangat baik. Hal ini dibuktikan dari 21 agen penjualan, sebanyak 18 agen berhasil mengumpulkan pemesanan di atas target yang telah ditetapkan pemerintah. “Bahkan ini ada permintaan untuk menambah agen penjualan, ada delapan agen lagi,” kata Loto.
Investor retail dengan range di atas Rp 100–500 juta tercatat mendominasi pemesanan yaitu sebesar 36,7 persen dari total pemesan. Sementara itu, berdasarkan kelompok profesi, pemesan ORI 012 terbesar dari sisi volume adalah kelompok wiraswasta sebesar 28,96 persen, diikuti kelompok pegawai swasta sebesar 21,97 persen, dan ibu rumah tangga sebesar 12,75 persen.
“Yang swasta ini income atau daya belinya selalu lebih tinggi, ini normal,” tutur Loto. Pegawai swasta juga merupakan pemesan terbesar dari sisi jumlah pemesan sebesar 25,24 persen.
Sebagaimana diketahui, ORI 012 sudah melewati masa pemesanannya pada 21 September–15 Oktober 2015. Pencatatan pembukuan atau settlement akan dilakukan pada 21 Oktober 2015. Instrumen investasi yang ditawarkan adalah kupon atau bunga 9 persen per tahun yang dibayarkan setiap bulan.
Untuk penerbitan ORI 012, Kementerian Keuangan bekerja sama dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Selain itu Kementerian Keuangan juga turut menggandeng 21 agen penjualan yang telah ditunjuk, terdiri dari 17 bank dan empat perusahaan efek atau sekuritas.
GHOIDA RAHMAH