TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto meminta pengusaha belajar dari Uber. “Uber menghadirkan pelajaran, bahwa perusahaan-perusahaan yang tidak adaptif, miskin kreasi, dan inovasi akan mudah tersingkir,” kata Suryo dalam Musyawarah Provinsi Kadin Kalimantan Utara seperti dikutip dalam siaran pers, Senin, 12 Oktober 2015.
Menurut Suryo, Uber merupakan perusahaan yang unggul dalam inovasi digital. “Uber memiliki sistem tata kelola yang inovatif, sehingga tanpa memiliki kendaraan sendiri mereka dapat mengoperasikan begitu banyak kendaraan dan menjangkau pasar yang luas,” tuturnya.
Di tengah pelemahan ekonomi yang terjadi kini, Suryo menilai dunia usaha saat ini membutuhkan visi pembangunan yang integratif, terutama karena tantangan-tantangan dalam tata kelola perusahaan. Saat ini keunggulan kreativitas dan inovasi dalam tata kelola bisa melipatgandakan ekspansi hingga profit perusahaan seperti inovasi digital yang dilakukan oleh perusahaan Uber.
“Uber baru berusia beberapa tahun punya capital market sekitar US$ 50 triliun, hampir sama besar dengan Goldman Sachs, raksasa keuangan yang sudah berusia lebih dari seratus tahun,” kata Suryo.
Sementara dunia bersikap lebih terbuka, pemerintah tampaknya masih kaku. Belakangan pemerintah DKI gencar menggelar razia terhadap transportasi berbasis aplikasi, terutama untuk Uber. Razia dilakukan karena pemerintah menganggap Uber melanggar peraturan perundangan tentang transportasi umum. Dinas Perhubungan pun pada Kamis lalu mengeluarkan larangan beroperasi untuk Uber.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga meminta Uber segera mengurus izin. ”Kalau mau main taksi betulan, urus pajak perusahaan, buat nomor pokok wajib pajak, dan lengkapi surat izin usaha perdagangan,” katanya beberapa waktu lalu.
PINGIT ARIA