TEMPO.CO, Jakarta - Pengumuman paket kebijakan ekonomi jilid II berhasil menahan pelemahan rupiah. Rupiah yang sempat terjun ke level 14.819 per dolar akhirnya naik 16,5 poin (0,11 poin) pada level 14.690,5 per dolar di akhir perdagangan Selasa, 29 September 2015.
Menurut ekonom dari Bank Internasional Indonesia, Myrdal Gunarto, meski gagal diumumkan pada sore hari, paket kebijakan tersebut mampu membangun optimisme pelaku pasar. Sebab, poin-poin kebijakan yang mengedepankan sisi permintaan (demand) memunculkan ekspektasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal terakhir akan lebih baik. “Berbeda dengan paket jilid I yang didominasi sisi supply, paket jilid II yang berisi perlindungan tenaga kerja dan kemudahan investasi menjaga sisi demand,” kata dia.
Myrdal mengatakan konsumsi domestik sejauh ini masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional (produk domestik bruto/PDB). Langkah pemerintah melindungi tenaga kerja dari kemungkinan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, membuat daya beli masyarakat tidak akan menurun signifikan.
Seiring dengan sikap investor yang mencermati isi paket kebijakan ekonomi jilid II, laju koreksi rupiah diprediksi akan berlanjut. Ada kemungkinan, rupiah masih berada dalam kisaran level 14.650–14.800 per dolar Amerika Serikat hari ini, 30 September 2015. Menurut Myrdal, pernyataan petinggi The Fed terbaru seperti William Dudley dan John Williams yang tetap mengisyaratkan dukungan kenaikan Fed’s rate pada tahun ini, masih menjadi katalis utama penguatan dolar.
MEGEL JEKSON
Baca juga:
Kisah Salim Kancil Disetrum, Tak Juga Tewas: Inilah 3 Keanehan
Ini Duit yang Dipakai Setya Novanto Cs & Ahok: Siapa Boros?