TEMPO.CO, Jakarta - PT Semen Indonesia meneruskan pembangunan pabrik di Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Direktur Utama PT Semen Indonesia Suparni mengatakan saat ini perkembangan pembangunan fisik mencapai 60 persen. Dia menargetkan Oktober tahun depan dapat mulai beroperasi.
"Kalau startnya Agustus nanti sudah mulai, start operasi bertahap-tahap," kata dia di kompleks Istana Presiden, Senin, 28 September 2015.
Rencananya pabrik Semen Indonesia di Rembang ini berkapastitas 3 juta ton. Meski demikian, Suparni mengakui pembangunan pabrik tersebut masih mendapat pertentangan dari warga setempat. "(Jumlah warga yang tak sepakat) sedikit lah."
Tak hanya sebagian penduduk Pegunungan Kendeng Utara menolak rencana pembangunan pabrik tersebut, kontroversi pabrik semen di Rembang ini juga melibatkan para pakar dan akademikus. Peneliti geologi asal Institut Pertanian Bogor, Untung Sudadi, mengatakan kawasan Kendeng Utara juga merupakan karst.
Mirip dengan Cekungan Air Tanah, karst juga berfungsi menyerap air. “Karst ini sangat penting menjaga pasokan air,” katanya. Menurut Untung, penambangan karst bakal merusak lingkungan.
Suparni mengatakan perizinan amdal pabrik semen tersebut telah tuntas. Dia menjamin keberadaan pabrik semen nantinya tak membuat pasokan air dan mata air terganggu. Dia mengatakan berdasarkan kajian mendalam PT Semen Indonesia, pembangunan pabrik tersebut tak menggganggu kebutuhan air masyarakat setempat.
ALI HIDAYAT