TEMPO.CO, Klaten - Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan Indonesia mengimpor susu sebanyak 3 juta ton per tahun untuk kebutuhan bahan baku produk olahan susu. “Kami terpaksa mengimpor susu dari Selandia Baru, Australia, Eropa, dan Amerika. Tapi ini impor bahan baku, jadi punya nilai tambah,” katanya saat mengunjungi pabrik PT Sari Husada di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Kamis, 17 September 2015.
Menurut Saleh, keran impor susu terus dibuka karena produksi susu nasional baru memenuhi 21 persen dari total kebutuhan bahan baku produk olahan susu sebanyak 3,8 juta ton per tahun. “Perlu kerja sama antarkementerian, pemerintah daerah, perusahaan, dan asosiasi-asosiasi agar di masa mendatang kebutuhan susu bisa dicukupi sendiri tanpa harus mengimpor.”
Baca Juga:
Saleh menambahkan, Indonesia menawarkan peluang yang cukup besar bagi industri pengolahan susu untuk mengembangkan usahanya. Sebab, konsumsi susu per kapita di Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga. “Konsumsi susu di Indonesia hanya 12 liter per orang per tahun. Di Malaysia mencapai 36 liter per orang per tahun,” katanya.
Kendati demikian, menurut Saleh, belum banyak investor yang bergerak di bidang industri pengolahan susu dan dari sektor lain yang tertarik menanamkan modalnya di Indonesia. Masalahnya, Indonesia masih dikenal sebagai negara di urutan buncit dalam hal kemudahan mengurus izin usaha. “Tahun ini Indonesia berada di urutan ke-114. Naik sedikit dibandingkan tahun lalu di urutan ke-117,” ucapnya.
DINDA LEO LISTY