TEMPO.CO, Makassar - Ekspor Provinsi Sulawesi Selatan periode Agustus 2015 turun 7,4 persen dibandingkan Juli 2015. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Selatan Hadi Basalamah menyebut, nilai ekspor Juli lalu mencapai US$ 130,7 juta sedangkan Agustus US$ 121,1 juta.
"Penurunan nilai ekspor dipengaruhi kondisi eksternal yaitu berkurangnya permintaan dari sejumlah negara tujuan ekspor," kata dia, Selasa, 15 September 2015.
Hadi mengatakan meski penguatan dolar terhadap rupiah mendorong tingginya penerimaan ekspor Sulawesi Selatan, tapi volumenya rendah akibat gejolak ekonomi yang terjadi di negara tujuan ekspor. "Kondisi ekonomi Cina sejak beberapa bulan lalu terganggu, sehingga mempengaruhi perdagangan khususnya di negara Asia," kata Hadi.
Menurut Hadi, salah satu komoditi unggulan Sulawesi Selatan dari sektor tambang yaitu nikel dengan nilai ekspor periode Agustus lalu sebesar US$ 74,8 juta atau menyumbang 61,7 persen dari nilai total ekspor Sulawesi Selatan.
Adapun nilai impor Sulawesi Selatan juga mengalami penurunan dari periode Juli 2015 sebesar US$ 169,5 juta turun menjadi US$ 71,2 juta pada Agustus 2015. "Impor turun berkisar 57 persen," kata Hadi.
Kepala Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan Nursam Salam mengatakan, penurunan ekspor dan impor tidak hanya terjadi bulanan dari Juli ke Agustus 2015, melainkan juga terjadi untuk periode Januari-Agustus 2015.
Nursam menyebutkan, nilai ekspor periode Januari-Agustus 2014 sebesar US$ 1.132 juta turun menjadi US$ 965,4 juta pada periode Januari-Agustus 2015 dibanding periode Januari-Agustus 2014. "Terjadi penurunan sebesar 14,7 persen."
Hal yang sama juga dikatakan Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Sulawesi Selatan Irwan Intje. Menurutnya, sektor perdagangan Sulawesi Selatan baik ekspor dan impor mengalami penurunan sejak triwulan III 2015. "Penurunan ekspor-impor ini lebih dipengaruhi kondisi ekonomi global," kata Irwan.
Menurut Irwan, penguatan mata uang dolar terhadap rupiah juga mempengaruhi sektor perdagangan. "Terutama impor, dolar menguat, pengusaha importir mengurangi volume impor," kata Irwan.
Irwan berharap pemerintah baik pusat maupun daerah membuat kebijakan strategis untuk memulihkan sektor perdagangan. "Salah satunya, pembukaan pasar ekspor yang luas, negara-negara tujuan ekspor yang baru harus dibidik agar mampu menyerap berbagai komoditi unggulan Sulawesi Selatan," katanya.
INDRA O.Y.