TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Juda Agung mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional mulai membaik. Menurut dia, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di triwulan III 2015 sudah mulai naik kembali dan diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.
“Belum menyentuh 5 persen, tapi sudah mulai lebih baik, kenaikan ini positif,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Jumat, 11 September 2015.
Pada triwulan II 2015, pertumbuhan ekonomi melambat menjadi 4,67 persen dari sebelumnya 4,7 persen di triwulan I. Juda memperkirakan pada triwulan IV, ekonomi Indonesia masih akan tumbuh lebih tinggi, yaitu berada di kisaran 4,7-5,1 persen. Ia menambahkan perbaikan pertumbuhan ekonomi ini salah satunya didukung oleh semakin positifnya nilai ekspor di bulan Agustus.
Juda menuturkan faktor penggerak lainnya adalah belanja modal pemerintah yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Periode Januari-Agustus pertumbuhannya positif, yaitu sudah mencapai 13 persen (year on year). “Sudah mulai positif dampaknya ke perekonomian, ada spillover juga ke yang lain,” terangnya. Menurutnya, di tengah kondisi global yang sedang melemah seperti saat ini kebijakan pemerintah lah yang menjadi kunci.
Sementara itu, belanja modal pemerintah belum memperlihatkan dampak yang cukup signifikan terhadap kegiatan impor. Meskipun demikian, Juda mengungkapkan, impor barang modal perlahan sudah mulai naik, bergerak ke level positif.
Peningkatan di sektor ekspor dan impor ini kemudian berpengaruh terhadap surplusnya neraca perdagangan. Namun, ia belum dapat menyebutkan angka pasti seberapa surplus yang dihasilkan. “Angkanya tidak setinggi bulan sebelumnya, tapi masih surplus,” ucap Juda.
Berdasarkan Survei Perkembangan Harga (SPH), nilai inflasi pada pekan pertama September masih menunjukkan angka yang rendah, yaitu antara 0,1-0,15 persen. “Sudah mulai terkendali, maksudnya tidak akan setinggi Juli,” dia menegaskan.
GHOIDA RAHMAH