TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli masih menunjukkan sikap nyelenehnya. Setelah “mengepret” Garuda Indonesia tentang pembelian pesawat Airbus 380 yang dinilai bakal merugikan negara dan mengkritik token pulsa listrik PLN, Rizal kini menyentil Pertamina.
Rizal menyebut ada pihak tertentu yang sengaja mengambil keuntungan dari usulan Pertamina menambahkan pembangunan storage dan pipa distribusi bahan bakar minyak. "Saya kepret lu yang masih main KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme). Ini hanya orang mau main proyek-proyekan saja ini," ujar Rizal saat pidato sambutan dalam rapat koordinasi nasional Kementerian Kelautan dan Perikanan di Hotel Sahid, Kamis, 10 September 2015.
Baca Juga:
Proyek penambahan storage BBM saat ini secara nasional baru cukup untuk kebutuhan 18-20 hari. Pertamina berniat meningkatkan kapasitas hingga 30 hari. Menurut Rizal, penambahan tersebut hanya akan membuang-buang uang karena diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
"Pertamina usul mau buang uang Rp 24 miliar untuk membangun storage. Seharusnya yang jual minyak Indonesia, dong. Mereka yang jualan, mereka yang bikin storage-nya," ucap Rizal.
Proyek pipanisasi distribusi BBM juga dinilai Rizal tak perlu direalisasikan. Saat ini infrastruktur distribusi BBM Pertamina sudah bagus. "Buat apa? Sudah bagus, kok. Kalau bangun di seluruh Indonesia, bisa bangkrut, nih."
Rizal khawatir, jika tersebut terealisasi, proyek tersebut akan memberikan efek pada keamanan lingkungan. Dia mencontohkan, jika tidak dilengkapi dengan sistem keamanan pipa BBM yang mumpuni, sewaktu-waktu bisa meledak. "Kalau kita enggak kuat security-nya, ada teroris pasang bom, habis kita," tutur Rizal.
"Mending kita bikin jaringan pipa gas saja. Cadangan gas kita masih 70 tahun lagi. Jangan sembarangan ngabisin duit."
DEVY ERNIS