TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Gagas Energi Indonesia, Danny Pradiya mengatakan rencana pembangunan pembangunan 15 SPBG tahun ini tak tercapai. Sebab, pembangunan masih terkendala sulitnya lahan.
"Di Jabodetabek lahan cukup sulit," kata Danny di Jakarta, Kamis, 3 September 2015. PT Gagas Energi Indonesia merupakan anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Baca Juga:
Saat ini menurut Danny, dari keseluruhan target, pembangunan SPBG baru di dua tempat yakni di daerah Ancol dan Harmoni. Itupun ditempatkan menyatu dengan halte bus Transjakarta.
Saat ini, Jawa bagian barat masih menjadi fokus perseroan karena pengguna terbanyak adalah bus Transjakarta, bajaj berbahan bakar gas, dan sebagian angkutan kota yang beroperadi di wilayah Jabodetabek. Untuk Sumatera, perseroan belum ada rencana pembangunan SPBG.
Masing-masing SPBG nantinya dapat menampung setidaknya 0,5-2 mmscfd. Pasokan gas per bulannya, ke tiap stasiun, maksimal mencapai sekitar 900.000 lsv.
Untuk meningkatkan permintaan, perusahaannya tahun lalu pernah membagikan 50 konverter gratis kepada mobil angkutan kota di daerah Jabodetabek. Ternyata, peningkatannya tidak cukup signifikan. "Harus ada edukasi bahwa gas itu ramah, murah, hemat," ungkap Danny.
Keresahan yang sama dirasakan Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, I Gusti Nyoman Wiratmadja. Pemerintah, kata Wirat, bakal membagikan konverter gas gratis kepada transportasi umum.
Konverter bakal disalurkan langsung ke SPBG. Nantinya, pihak stasiun yang mempunyai kontrol atas pembagian konverter tersebut.
ROBBY IRFANY