TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Pontianak Sutarmidji menyatakan waktu bongkar dan muat (dwelling time) barang di Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Pontianak hanya membutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga hari atau lebih cepat dibanding Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta.
"Dengan cepatnya waktu bongkar-muat barang di Pelabuhan Pontianak, maka manajemennya terbaik di Indonesia," kata Sutarmidji di Pontianak, Senin, 31 Agustus 2015.
Ia berharap, kinerja tersebut terus dipertahankan, sehingga menciptakan iklim investasi yang baik di Kota Pontianak dan Provinsi Kalimantan Barat umumnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo, saat meninjau Pelabuhan Peti Kemas Pontianak di tepi Sungai Kapuas yang menjadi titik arus barang dan jasa di wilayah itu, Sabtu, 22 Agustus 2015, menyatakan, Pelabuhan Pontianak tidak seperti lima pelabuhan besar yang lainnya, karena banyak yang domestik, waktu bongkar-muat bisa selesai cepat.
Presiden berharap melalui Pelabuhan Pontianak yang terletak di tepi Sungai Kapuas itu, arus barang dan jasa dari dan ke wilayah Kalimantan Barat diharapkan kian meningkat.
Bahkan kalau rentang waktu bongkar-muat barang yang selama ini jadi kendala bisa di banyak pelabuhan lain bisa dipersingkat dengan perbaikan manajemen, maka Pelabuhan Pontianak akan menjadi salah satu pelabuhan strategis di Pulau Kalimantan.
Jokowi mengatakan ke depan Pelabuhan Pontianak akan menjadi pelabuhan sungai sedangkan pelabuhan lautnya akan dipusatkan di Kijing yang ditargetkan rampung dibangun dalam dua setengah tahun ke depannya.
"Kita ini mau membangun port yang baru di Kijing, di situ ada lahan 5.000 hektare," katanya.
Rencananya akan dibangun pelabuhan internasional di Pantai Kijing yang menghadap langsung ke laut lepas.
ANTARA