TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah perusahaan asuransi terus menaikkan rasio kecukupan modal atau risk based capital. Caranya, di antaranya melepas aset investasi pada kuartal III/2015. Slamet R. Adijuwono, Direktur Keuangan PT Pan Pacific Insurance, mengaku melepas aset yang tidak likuid dan memindahkan portofolio deposito dari perbankan skala kecil ke skala yang lebih tinggi.
“Masih terus dilakukan untuk membereskan piutang, melepaskan aset-aset yang tidak perlu dan memindahkan ke portofolio lain supaya lebih bagus,” katanya Jumat 14 Agustus 2015.
Slamet mengatakan, perseroan gencar menembut pertumbuhan sehingga membuat RBC terkikis. Ada metode perubahan pencadangan dalam International Financing Reporting Standards (IFRS) membuat liabilitas terus tercatat tinggi. “Mungkin mau jaga di 150 persen, tapi target RBC sampai akhir tahun pun susah diprediksi karena bergantung dengan suku bunga, jualan premi dan keadaan ekonomi lain,” ujarnya.
Dia mengatakan pihaknya juga tengah membicarakan kemungkinan injeksi modal dari pemegang saham untuk memperkokoh RBC. “Masih diskusi untuk jadi salah satu opsi, mungkin yang dibutuhkan sekitar Rp20-40 miliar ya,” katanya.
Sandy Wijaya, Direktur Utama PT Asuransi Rama Satria Wibawa, mengatakan pihaknya juga melakukan recovery aset guna meningkatkan RBC. Injeksi modal yang disuntik pemegang saham pada kuartal I/2015 terus membuat posisi RBC membaik. Sampai Juli 2015, dia mengatakan posisi RBC 154 persen dibandingkan dengan posisi Desember 2014 122 persen. “Terus berjalan baik ya, kami terus memperbaiki internal kami setelah pada Juni tahun lalu RBC kami sempat minus di posisi 78 persen,” katanya.
Sampai akhir tahun, Slamet memperkirakan posisi RBC akan tetap terjaga diatas batas yang ditentukan OJK. Adapun, dia mengatakan pihaknya masih membutuhkan tambahan modal untuk perkembangan bisnis perseroan ke depan. Sampai saat ini, Sandy mengatakan jumlah modal perusahaan mencapai Rp 100 miliar dan pinjaman berbentuk subordinated loan senilai Rp 50 miliar.