TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan pemerintah Jepang kembali menawarkan proyek kereta supercepat Shinkansen kepada Indonesia, yang akan digunakan untuk melayani jalur Jakarta-Bandung.
Hal itu merupakan salah satu hasil kunjungan kerja Gobel ke Negeri Sakura itu pada 4-5 Agustus lalu. Menurut Gobel, Jepang menyatakan sangat berminat melaksanakan proyek Shinkansen dan telah membuat feasibility study dengan menawarkan pembiayaan murah disertai pengembangan sumber daya manusia.
“Pengadaan barang sebagian dari Indonesia serta alih teknologi bagi Indonesia,” kata Gobel melalui siaran pers yang diterima Tempo pada Ahad, 9 Agustus 2015.
Gobel mengatakan tawaran itu disampaikan oleh Special Adviser to Prime Minister (Penasihat Khusus PM Jepang) Hiroto Izumi, Senior Managing Director Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Tadashi Maeda, serta Vice President of Japan International Cooperation Agency (JICA) Kiyoshi Kodera.
Gobel juga berkesempatan mengunjungi Japan Transport Engineering Company untuk melihat proses pembuatan Shinkansen. Di pabrik itu juga dipekerjakan 17 tenaga muda Indonesia untuk membangun Shinkansen seri terbaru (E7). “Ini membuktikan Jepang serius dalam membangun SDM dan alih teknologi,” ujarnya.
Kunjungan Gobel ke Jepang bertujuan meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan Indonesia-Jepang pada masa yang akan datang. Selain itu, kedua negara membicarakan percepatan penyelesaian masalah-masalah kerja sama perdagangan yang masih tertunda.
Dalam kunjungannya di Tokyo, Gobel melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (Ministry of Economy, Trade, and Industry/METI) Yoichi Miyazawa; Ketua Liga Parlemen Indonesia-Jepang Toshihiro Nikai; President of Japan Indonesia Association (JAPINDA) Yasuo Fukuda; Japan External Trade Organization (JETRO) Chairman and CEO Hiroyuki Ishige; Senior Vice President Japan International Cooperation Agency Hideaki Domichi; dan Director-General of International Cooperation Bureau of the Ministry of Foreign Affairs of Japan Kimihiro Ishikane, Hiroto Izumi, serta Maeda.
URSULA FLORENE SONIA