TEMPO.CO, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengundang investor Cina untuk membangun kapal di Indonesia guna mendukung pengembangan sektor maritim.
"Promosi tersebut dilakukan bersama dengan Bank of China dan China Classification Society, sehingga peserta yang hadir benar-benar para pelaku di sektor tersebut yang sudah terseleksi," kata Kepala Desk Cina BKPM Harri Susanto, Rabu, 8 Juli 2015.
Promosi investasi tersebut dilakukan di dua wilayah, yakni Zhejiang dan Fujian, mulai 8 hingga 10 Juli 2015. "Dipilihnya dua lokasi tersebut berdasarkan pada masukan dari pihak Cina, yang sangat paham dengan tempat serta pelaku industri di sektor galangan kapal," ucap Harri.
Ia berujar, Indonesia membutuhkan 1.500 unit kapal dengan berbagai kategori dan nilai investasi sebesar US$ 13,4 miliar. Saat ini terdapat 250 galangan kapal di Indonesia yang tersebar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Batam.
"Selain itu, 70 persen kebutuhan komponen kapal di Indonesia masih harus diimpor. Karena itu, kita membutuhkan investor untuk industri galangan kapal," tutur Harri.
Adanya investor, kata Harri, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pad impor barang sekaligus membantu memperbaiki neraca perdagangan Indonesia bila komponen tersebut dapat dihasilkan di Indonesia.
"Terlebih presiden juga telah menginstruksikan pelarangan pembelian kapal dari luar negeri, agar industri galangan kapal dalam negeri dapat berkembang," ucapnya.
Secara umum, target kerja sama Indonesia-Cina hingga 2020 adalah neraca perdagangan sebesar US$ 150 miliar, investasi Cina di Indonesia sebesar US$ 80 miliar, dan jumlah kunjungan turis mencapai sepuluh juta orang.
ANTARA