TEMPO.CO, New York - Harga minyak dunia merosot 8 persen karena tingginya jumlah permintaan dan keterbatasan penyaluran. Harga minyak dunia merosot ke titik terendah selama hampir tiga bulan terakhir.
Terjunnya harga minyak diprediksi karena kecemasan para pedagang dan masyarakat terhadap krisis di Yunani dan kesepakatan potensi nuklir di Iran, yang mengakibatkan jutaan barel minyak untuk pasokan global.
Harga minyak mentah Nymex pada 8 Juni 2015 adalah US$ 58,70. Angka itu merosot menjadi US$ 52,97 pada 6 Juli 2015. Minyak mentah jenis Agustus CLQ5, +0,95 dijual US$ 4,40 atau turun 7,7 persen dari harga sebelumnya US$ 52,53 per barel di perdagangan New York.
Minyak jenis Nymex terlihat berada di titik terendah sejak 13 April 2015 meskipun harganya sempat tertinggi. Persentase menurun terjadi sejak 4 Februari 2015. Sementara itu, minyak mentah jenis Brent, LCOQ5, +1,17 yang diperdagangkan di bursa Ice Future terjun harganya dari US$ 3,78 menjadi US$ 56,64 per barel. Ini merupakan titik terendah sejak 8 April lalu.
Krisis ekonomi Yunani, yang menentang kreditor internasional, menambah ketidakpastian di negara-negara Eropa dan meningkatkan risiko. Hasil pemungutan suara yang menolak bailout Yunani mempengaruhi permintaan stok energi di Eropa.
Ekonom dari Capital Economics, Thomas Pugh, memprediksi adanya peningkatan produksi di Amerika Serikat. "Peningkatan produksi di AS dan pasokan tambahan dari Iran akan meningkatkan harga," tuturnya.
MARKETWATCH | PUTRI ADITYOWATI