TEMPO.CO, Jakarta - PT Pelayaran Nasional Indonesia siap menyediakan satu unit kapal untuk pengangkutan produk perminyakan PT Pertamina.
Hal itu dilakukan seiring dengan ditandatanganinya nota kesepahaman berjangka waktu lima tahun kedua perusahaan pada Rabu (1 Juli 2015),.
Direktur Utama PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Elfien Goentoro menegaskan sinergi kedua BUMN ini dapat saling menguntungkan karena Pelni dapat memakai produk Pertamina sedangkan Pelni berkesempatan mengangkut produk Pertamina.
“Kita bekerja sama dalam rangka saling memanfaatkan produk BUMN,” kata Elfien.
Dia menambahkan Pertamina bisa memanfaatkan jasa pengangkutan Pelni bukan hanya BBM ke depannya, tetapi juga pengangkutan minyak mentah.
Dalam nota kesepahaman ini disebutkan Pertamina akan menyediakan BBM untuk kebutuhan kapal dan kendaraan operasional Pelni, serta Musicool atau produk refrigerant hidrokarbon Pertamina bagi fasilitas gedung perkantoran Pelni.
Selain itu, Pertamina akan menyediakan jasa standard of training, certification, and watchkeeping for seafarers (STCW) Manila Amendment 2010 untuk awak kapal Pelni.
Ukuran dari satu unit kapal angkut yang disediakan PT Pelni ini nantinya disesuaikan dengan kebutuhan dan spesifikasi yang dibutuhkan oleh Pertamina.
Direktur Utama Pertamina Dwi Sucipto menjelaskan kerja sama ini mengarah pada pemanfaatan kedua belah aset dengan kapabilitas masing masing.
“Pertamina memiliki produk bahan bakar pelumas, sedangkan Pelni memiliki aset-aset jasa pengangkutan. Ini bisa sinkron dengan kebutuhan Pertamina,” ungkapnya.
Menteri BUMN Rini Soemarno menyambut positif kerjasama kedua belah pihak. Dia menambahkan potensi BUMN di Indonesia sangat besar karena itu dibutuhkan sinergi antar-BUMN sehingga ke depannya kita menjadi makin besar.
Menteri BUMN menargetkan pertumbuhan aset melalui sinergi BUMN diharapkan mencapai Rp10.000 triliun pada 2019, dari Rp4.500 triliun pada tahun ini. “Asetnya harus lebih dari Rp10.000 triliun. Itu harapan saya,” ujar Rini.