TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Perhubungan Dewan Perwakilan Rakyat Fary Djemi Francis meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengaudit keselamatan pengguna tol Cikopo-Palimanan (Cipali). Musababnya, dua orang tewas sejak tol resmi dibuka pada 13 Juni 2015.
“Ini harus diaudit. Tidak hanya kemantapan jalan, tapi unsur keselamatan juga harus diperhatikan,” kata politikus dari Partai Gerakan Indonesia Raya itu ketika dihubungi Tempo pada Sabtu, 20 Juni 2015. Tercatat, sudah ada delapan kecelakaan di jalan tol itu, tiga di antaranya paling menonjol.
Menurut Fary, kemantapan jalan merupakan komponen pertama dalam tol. Kedua, komponen keselamatan yang didukung tempat peristirahatan, rambu-rambu jalan, dan sistem informasi. Komponen ketiga adalah aksesibilitas jalan. Terakhir, terkait dengan pelayanan medis.
Fary meneruskan, akan melakukan tinjauan lapangan dua pekan sebelum Lebaran. Tujuannya untuk mengecek kelengkapan keempat komponen tersebut. “Sudah layak atau belum. Kalau belum jangan dulu,” kata politikus asal Nusa Tenggara Timur itu.
Fary mengatakan, saat menggelar rapat kerja dengan Kementerian Pekerjaan Umum, tol Cipali sudah siap digunakan. Dalam rapat tersebut, Kementerian memaparkan ada sebanyak delapan tempat istirahat disiapkan. “Tapi sekarang baru empat dan itu pun belum sempurna betul,” ujarnya.
Tidak adanya tempat peristirahatan memang salah satu kendala bagi para pengemudi. Dari pengamatan Tempo, sepanjang jalan, dari gerbang tol Palimanan, hingga gerbang tol Cikopo, memang belum ada rest area yang dibuka untuk umum. Akibatnya, para pengemudi harus menahan kantuk dan menahan keinginan untuk buang air hingga pintu tol Cikopo dengan jarak tempuh sekitar 105 menit.
SINGGIH SOARES | MITRA TARIGAN | NANANG SUTISNA