TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel meluncurkan Gerai Maritim yang dimaksudkan untuk memperkecil perbedaan harga barang antarpulau. “Salah satu upaya untuk mengurangi disparitas harga, terutama di wilayah timur dan wilayah terluar atau perbatasan Indonesia, adalah program Gerai Maritim,” kata Rachmat setelah meluncurkan pilot project Gerai Maritim di Pelabuhan Tanjung Priok dalam rilis yang diterima Tempo, Jumat, 19 Juni 2015.
Pilot project ini menggunakan kapal KM Dempo dengan rute Jakarta-Jayapura yang mengangkut barang kebutuhan pokok dan penting sebanyak 13 kontainer. Barang yang disediakan antara lain minyak goreng, telur ayam, daging ayam, tepung terigu, beras, gula, serta komoditas lain. Gerai Maritim yang diberangkatkan menuju Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua, ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Perdagangan, Kementerian Perhubungan, PT Pelni, dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua.
Rachmat menjelaskan, salah satu kebijakan Kementerian Perdagangan adalah memperkuat pasar dalam negeri. Keberhasilan kebijakan tersebut, ucap dia, dapat dilihat dari stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan barang penting dengan target disparitas harga kurang dari 13,5 persen.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina menuturkan Gerai Maritim di Serui akan menggunakan bangunan milik Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen dengan luas 40 x 9 meter yang terletak di Kota Serui. Rencananya, Gerai Maritim akan dibuka pada 1 Juli 2015. “Semoga dapat mencapai tujuan yang diinginkan sehingga bisa diterapkan untuk 29 wilayah lain,” ujar Srie.
DEVY ERNIS