TEMPO.CO, Jakarta - Impor bawang merah sempat menjadi polemik antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian. Permintaan yang diperkirakan akan melonjak selama Ramadan dan stok yang terus menipis membuat Menteri Pertanian Amran Sulaiman terpaksa menandatangani rekomendasi impor bawang merah.
"Kami hampir impor bawang," kata Amran dalam pembukaan Rapat Koordinasi Perkembangan Produksi dan Serapan Gabah di kantornya pada Selasa, 16 Juni 2015. Namun rekomendasi itu tak langsung direalisasikan atas saran jajaran direktur jenderalnya. Adapun Amran menandatangani rekomendasi pada Rabu pekan lalu.
Namun hasil panen raya bawang merah yang dimulai Kamis-Jumat pekan lalu malah membawa hasil surplus. Amran mengklaim panen bulan ini mencapai 140 ribu ton, sementara kebutuhan nasional 90 ribu ton. Ada kelebihan stok sebanyak 50 ribu ton, yang berarti tak perlu panen.
Harga bawang merah yang sempat melonjak dalam sepekan terakhir kini juga mulai turun. Di Pasar Induk Kramat Jati, kini harganya berkisar Rp 21 ribu per kilogram, dari sebelumnya mencapai Rp 36 ribu per kilogram. Meski sudah ada stok baru, kenaikan harga akan tetap ada, diperkirakan sekitar 1-2 persen.
"Anggap saja penghasilan tambahan untuk petaninya," ujar Amran. Kementerian Pertanian akan terus bersinergi dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UMKM, serta Bulog untuk melakukan pembelian produk langsung ke petani serta penyediaan gudang penyimpanan. Operasi pasar akan terus dilakukan untuk menjaga kestabilan harga.
URSULA FLORENE SONIA