TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berada di bawah rata-rata industri nasional pada posisi April 2015.
Data Bank Indonesia menunjukkan, pertumbuhan kredit UMKM mencapai 9,6%, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan rata-rata kredit nasional sebesar 10,3%.
Berdasarkan segmen, penyaluran kredit ke segmen mikro menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan segmen kecil dan menengah.
Per April 2015, penyaluran kredit mikro mencapai Rp149,686 triliun atau tumbuh 21%. Sementara itu, pertumbuhan kredit kecil dan menengah hanya mencapai masing-masing 6,2% dan 9,9%. Jumlah outstanding kredit UMKM mencapai Rp688,297 triliun.
Berdasarkan jenis penggunaan, kredit UMKM tumbuh melempem karena perlambatan kredit untuk investasi dan modal kerja. Kredit invesatasi di segmen UMKM tumbuh 8,4% menjadi Rp186,539 triliun. Adapun, untuk kebutuhan modal kerja, kredit UMKM tumbuh 10% menjadi Rp501,751 triliun.
Penyaluran kredit UMKM tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan industri menyusul kelesuan di sektor-sektor utama seiring perlambatan pertumbuha ekonomi. Hingga Maret 2015, pertumbuhan ekonomi mencapai 4,7%, level terendah dalam lima tahu terakhir.
Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit di sektor-sektor utama, pengolahan dan perdagangan hanya mencapai satu digit. Kredit di sektor pengolahan dan perdagangan sama tumbuh 9,8% menjadi masing Rp71,320 triliun dan Rp385,826 triliun.