TEMPO.CO, Jakarta - Kendati fokus pemerintah saat ini adalah pengembangan sektor manufaktur, sektor jasa diyakini mampu menjadi instrumen yang dapat mengurangi kemiskinan dengan tempo yang cukup singkat.
Direktur Eksekutif Indonesia Service Dialog (ISD) Sinta Sirait mengatakan, selama ini sektor jasa dianggap kurang seksi, terutama jika dilihat dari fokus Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) yang lebih mengutamakan sektor manufaktur.
“Karena memang itu yang paling mendatangkan penghasilan. Tetapi jasa juga merupaan instrumen yang bisa mengurangi kemiskinan dengan cepat dan sudah terbukti,” kata Sinta.
Menurut Sinta, peran jasa terhadap Gross Domestic Product selama sepuluh tahun terakhir meningkat, di saat sektor lainnya mengalami penurunan. Di sisi lain, masih banyak sektor jasa yang tidak terhitung. Misalkan, sektor jasa di sektor energy, sering kali justru dimasukkan ke dalam kategori sektor lainnya. “Jasa sering dianaktirikan.”
Sinta menyebutkan, sektor jasa mampu mengentaskan kemiskinan, terutama di sektor distribusi dan logistik. Banyak sekali sektor jasa distribusi yang berpengaruh signifikan terhadap peningkatan tenaga kerja.